Tubuhnya yang kurus dianggap tidak cocok dengan permainan Inggris yang keras. Namun, Ferguson terus membelanya sampai De Gea bisa membuktikan diri.
Sampai sebelum laga melawan Madrid, Rabu malam, De Gea kerap dibayangi kritikan lantaran kontribusinya yang dianggap tidak terlalu signifikan.
De Gea bahkan pernah
Mantan kiper MU, Mark Bosnich, menyebut Dea Gea telah membuktikan pantas menjadi kiper utama Setan Merah. ”Ia masih muda dan terus mendapat kritikan tajam. Saya rasa kritikan yang dialamatkan kepadanya sangat berlebihan,” katanya kepada Fox Sports.
Yang pasti, aksi De Gea mampu mengalihkan perhatian yang sebelumnya tertuju kepada sosok Ronaldo. Semua orang seperti menunggu apa yang bisa dilakukan seorang Ronaldo menghadapi bekas timnya yang dia tinggalkan sekitar 3,5 tahun lalu.
Meski dari bahasa tubuhnya sesekali tertangkap rasa canggung, Ronaldo tetap bisa menempatkan diri sebagai pemain profesional. Ini dibuktikan dengan penampilan all-out-nya. Dia juga mencetak satu gol yang menyamakan kedudukan 1-1 setelah United unggul terlebih dahulu lewat sundulan Danny Welbeck.
Ronaldo juga menunjukkan respek kepada mantan klubnya dengan tidak membuat selebrasi yang berlebihan. Buat dia, hasil 1-1 mungkin cukup obyektif dalam laga ini.
Selain Ronaldo, aksi striker United, Robin van Persie, sebenarnya juga ditunggu-tunggu. Selain menempati daftar teratas mesin gol United musim ini, momen ini cukup penting buat Van Persie karena merupakan penampilan pertama Van Persie bersama United di ajang Liga Champions.
Secara umum Van Persie sebenarnya tampil bagus. Sayangnya, tak satu pun gol yang dibuat pemain asal Belanda ini, yang musim lalu memperkuat klub Arsenal.
United sudah mendapat sebuah keuntungan, yang relatif bisa mereka manfaatkan pada putaran kedua, 5 Maret nanti, saat harus menjadi tuan rumah. Menarik ditunggu lagi aksi dari De Gea, Ronaldo, dan Van Persie. Apakah United akan bisa melaju ke babak delapan besar dengan menyingkirkan Real Madrid sekaligus memojokkan Jose Mourinho dari posisi pelatih di Real Madrid?