”Ini sebuah hasil yang hebat di sebuah stadion yang sulit. Kami datang ke sini untuk mencetak setidaknya satu gol dan kami mencetak tiga gol tanpa kebobolan. Jadi, kami sangat gembira,” kata Claudio Marchisio, yang mencetak gol kedua Juve pada menit ke-77.
Ambrose, yang baru kembali dari melaksanakan kewajibannya bermain di Piala Afrika, membuat dua kesalahan signifikan, yang sama-sama berbuah gol untuk tim ”Nyonya Besar”.
Pada gol pertama Juve yang dicetak oleh Alessandro Matri pada menit ketiga, Ambrose salah memperkirakan arah bola lambung yang diumpan kepada
Ambrose, yang baru mendarat kembali di Glasgow pada Selasa pagi, membuat kesalahan kedua ketika membawa bola terlalu lama di daerah pertahanannya sendiri. Bola lalu dapat dicuri Claudio Marchisio yang kemudian mengumpannya kepada Mirco Vucinic dan menjadi gol ketiga pada menit ke-83.
Adapun gol kedua Juve dicetak Marchisio pada menit ke-77 melalui sebuah skema serangan yang dapat dilaksanakan dengan rapi. ”Kami memang berjudi
Ambrose yang sukses mendukung negaranya, Nigeria, memenangi Piala Afrika tahun ini dan ikut bermain di partai final melawan Burkina Faso mendapat peluang emas untuk membayar kesalahannya dengan sundulan kepala. Akan tetapi, sundulan Ambrose terlalu lemah dan bola langsung mengarah ke pelukan penjaga gawang Juve, Gianluigi Buffon.
”Kami membutuhkan sebuah keajaiban, tetapi itu sebuah realitas yang sangat sulit dari sepak bola Liga Champions,” ujar Neil Lennon.
Meski kalah, para pemain Celtic telah memperlihatkan perlawanan keras mereka dengan kerap kali mengancam gawang Juve. Akan tetapi, para pemain belakang Juve sangat disiplin melindungi pertahanannya sehingga sulit ditembus para penyerang Celtic.
Meskipun demikian, serangan-serangan Celtic itu cukup membuat repot Juve sehingga play maker (pengatur permainan) Andrea Pirlo pun harus berjuang keras untuk mengamankan gawangnya.
”Itu pertandingan yang sulit dan dalam atmosfer seperti ini, dengan intensitas permainan Celtic seperti itu, kami mungkin sekali kalah. Akan tetapi, para pemain saya bisa berpikir jernih dan menunjukkan kematangan mereka sehingga secara keseluruhan itu adalah hasil yang sempurna buat kami,” kata Pelatih Juve Antonio Conte.
Conte menambahkan, sudah lama sekali tim asuhannya tidak bertanding dalam kondisi seberat itu. ”Nama Celtic bukanlah salah satu dari yang terbaik di Eropa. Namun, bukan ketidaksengajaan bahwa Barcelona kalah di Glasgow ini dan mereka juga sudah mengalahkan Benfica yang merupakan klub teratas di liga Portugal,” ujarnya.
Meskipun menerima timnya memang kalah dari Juve, Neil Lennon mempertanyakan sejumlah keputusan wasit asal Spanyol, Alberto Undiano Mallenco, yang dianggap menguntungkan Juve.
Neil Lennon menilai, pihaknya seharusnya mendapatkan dua hadiah penalti. ”Saya ingin bertanya kepada wasit, apakah pertandingan bola itu berbeda di Spanyol dan Italia? Setiap kali pemain saya bergerak di wilayah lawan, selalu dibilang pelanggaran,” ujarnya.(AP/AFP/Reuters/OKI)