”Walau hanya uji coba, kekalahan ini mencoreng citra sepak bola Indonesia. Saya prihatin dengan kekalahan timnas. Ini terjadi akibat pemain tak konsentrasi. Ada pemain yang takut kena sanksi klubnya, ada pemain yang mau gabung timnas, tapi paspornya ditahan,” kata Roy, Jumat (1/2), di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta.
Pada Kamis (31/1), timnas Indonesia menjalani pertandingan uji coba melawan tuan rumah Jordania sebelum melawan Irak di Pra-Piala Asia, 6 Februari. Indonesia ditaklukkan Jordania dengan skor 0-5.
Roy mengungkapkan, pemerintah bersama FIFA dan AFC akan mengambil sikap tegas terhadap PSSI dan KPSI karena ketidakmampuan kedua organisasi itu menjaring pemain terbaik untuk bergabung dalam timnas. Roy menggambarkan kondisi
Menurut Roy, pemerintah tak bisa membubarkan PSSI ataupun KPSI, tetapi bisa melarang kompetisi yang digelar di bawah bendera PSSI ataupun KPSI.
Kalau pemerintah membubarkan PSSI dan KPSI, artinya pemerintah telah melakukan intervensi. Karena itu, kata Roy, pemerintah akan berkonsultasi dengan FIFA dan AFC mengenai langkah yang harus diambil.
Mengenai target pertandingan melawan Irak pada Pra-Piala Asia di Dubai, Roy tidak berharap banyak kepada Handi Ramdan dan kawan-kawan mengingat hasil mengecewakan pada uji coba melawan Jordania.
”Apalagi itu pertandingan tandang. Tetapi, masyarakat akhirnya bisa menilai, skor akhir
”Jadi, setelah pertandingan melawan Irak akan ada batas waktu yang akan disampaikan. Hal itu juga telah saya sampaikan kepada Pak Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro,” katanya.
Batas waktu yang dimaksud Roy adalah batas waktu penyelesaian konflik PSSI dan KPSI. Nama Nirwan disebut-sebut Roy karena menjadi tempat konsultasi La Nyalla Mattalitti (Ketua KPSI), sementara Arifin sebagai tempat konsultasi Djohar Arifin Husin (Ketua Umum PSSI). (Kompas, 31/1)