Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persis Solo Memilih Kembali Bersatu

Kompas.com - 06/12/2012, 19:15 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Klub sepak bola Persis Solo yang selama ini terbagi menjadi dua kubu, yaitu versi Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premiere League (IPL), akan kembali bersatu. Perpecahan atau dualisme yang terjadi selama ini terbukti tidak efektif dan menimbulkan banyak masalah.

"Sebelum kejadian meninggalnya Diego Mendieta, saya sudah menekankan kepada pengurus, bahwa Persis ke depan, kalau mau ikut dalam kompetisi, harus menjadi satu kesebelasan atau klub. Tidak boleh lagi terbagi dua," kata mantan ketua Persis Solo, FX Hadi Rudyatmo di Kota Solo, Kamis (6/12/2012).

Selain itu, kata Rudy yang kini menjabat sebagai Wali Kota Solo, pengurus dan manajemen harus mempersiapkan rencana pendanaan yang jelas. Jangan sampai terjadi lagi klub membiarkan pemainnya terkatung-katung menunggu gaji yang menunggak.

"Pemkot tidak mungkin kembali memberikan anggaran. Karena itu klub harus mandiri. Tetapi kami terus melakukan pembinaan pemain," ujarnya.

Ketua Bidang Umum Persis Solo, Paulus Haryoto, menyatakan hal senada. "Kami melihat dualisme seperti ini tidak efektif dan justru menimbulkan banyak masalah, membuat situasi menjadi tidak kondusif. Terbukti dengan kasus kematian Diego. Ini benar-benar menjadi pelajaran bagi kami," kata Paulus.

Mengenai pembentukan tersebut, termasuk kepengurusan Persis yang baru, Paulus mengatakan, waktunya masih menunggu hasil kongres luar biasa PSSI. Bagaimana pun, klub nantinya harus memiliki induk yang jelas.

Mengenai status Persis, Paulus berharap Persis dapat kembali mengikuti musim kompetisi berikutnya. Untuk itu, persiapan yang benar-benar matang dibutuhkan. "Penggalangan dana dari sponsor, masyarakat luas, dan tiket harus dilakukan. Dibutuhkan dana sedikitnya Rp 6 miliar untuk memulai kompetisi," ujarnya.

Sementara itu, mantan kipper Persis versi ISL, Dian Rompi (27), mengungkapkan, perpecahan klub mengakibatkan dukungan dari suporter juga terbelah. Akibatnya, Persis versi ISL kerap bermain tanpa penonton.

"Beda sekali rasanya bermain dengan suporter dan tanpa suporter. Kami sering merasa lebih bersemangat bermain di daerah lain karena ramai, dari pada di kandang sendiri," ujar Dian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com