LONDON, SENIN -
Terry dihadirkan dalam sidang tersebut bersama bek Queens Park Rangers (QPR), Anton Ferdinand—saudara bek Manchester United, Rio Ferdinand—yang disebut sebagai korban ucapan rasisme Terry dalam sebuah laga Liga Inggris, Oktober lalu.
Dalam kasus ini, Terry menghadapi ancaman hukuman denda 2.500 poundsterling (Rp 36,5 juta) jika terbukti menjadi pemain sepak bola terkemuka pertama di Inggris yang melakukan rasisme dalam sebuah laga. Ferdinand, yang kebetulan berkulit gelap, menyampaikan bukti bahwa dia awalnya tidak mendengar ucapan rasisme yang dilontarkan Terry.
Ia baru sadar mendapat lontaran kata-kata rasisme Terry setelah melihat rekaman tayangannya melalui YouTube. ”Ketika seseorang membawa-bawa warna kulit (dalam penghinaan), hal itu membuat situasinya pada level yang berbeda dan itu sangat menyakitkan,” kata Ferdinand.
Kepada Pengadilan Westminster Magistrates, Ferdinand mengatakan, ia awalnya tidak ingin membawa kasus ini ke ranah hukum karena ia sebelumnya beranggapan kasus ini masih masuk wilayah persoalan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). Namun, ia berubah pikiran dan melaporkan kasus ini ke polisi, keputusan yang disebutnya tak dipengaruhi manajemen klubnya, QPR.
Selama pengadilan berlangsung, Terry duduk di belakang layar yang berlawanan dengan Ferdinand. Ia kadang-kadang terlihat menegakkan kepala, tetapi hampir menghabiskan waktu dengan menuliskan catatan.
Jaksa mengungkapkan, ucapan Terry ”disampaikan dengan cara teriakan sarkastis atau mengandung pertanyaan terkait tuduhan salah yang dianggap telah dilontarkan Ferdinand”. Menurut jaksa Duncan Penny, ucapan Terry sebagai respons atas ledekan Ferdinand terkait kasus afair Terry di luar pernikahan.
Kasus ini menjadi pembicaraan luas di Inggris. Akibat kasus ini, Terry kehilangan ban kapten tim nasional Inggris. Pelatih Fabio Capello juga mundur dari tim nasional Inggris setelah berselisih paham dengan FA terkait pencopotan ban kapten Terry.