Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kencan Kedua di Panggung yang Sama

Kompas.com - 30/06/2012, 02:52 WIB

Spanyol dan Italia. Kedua tim sudah bertanding di penyisihan Grup C dengan hasil imbang 1-1. Kedua tim telah melakoni adegan demi adegan di panggung Piala Eropa 2012 hingga ke pengujung kisah: final. Tim ”Azzurri” akan habis-habisan menyauk mahkota yang lepas dari genggaman sejak merebutnya pertama kali pada tahun 1968. ”Matador” pun akan ngotot mempertahankannya.

Apakah babak final Piala Eropa 2012 akan menjadi pengulangan ”kencan” Italia dan Spanyol di penyisihan Grup C? Pasti tidak. Tidak pernah ada pengulangan di dalam setiap perjumpaan. Seorang koki yang setiap hari memasak spageti saus pesto, misalnya, biasanya tidak akan menghasilkan olahan yang persis sama, baik takaran bumbunya, cara menuang, maupun suasana hati sang koki.

Media massa di Polandia merayakan bertemunya kedua tim besar ini di final, dan menyebut Italia sebagai ”Italia yang jaya”. ”Warsawa beruntung. Laga terakhir (di Polandia) adalah laga terbaik dari semua laga di turnamen ini. Italia, yang sangat berubah karena Pelatih Cesare Prandelli, sekali lagi menyuguhkan sepak bola yang megah,” tulis koran Rzeczpospolita yang terbit Jumat (29/6).

Harian Polska The Times menulis, ”Bahkan sebelum final, kami dapat mengatakan, Piala Eropa 2012 sangat sukses”. Semua orang segera ingin menonton final antara kedua tim dengan tradisi sepak bola yang kuat itu.

Sulit untuk menjagokan satu dari dua finalis ini. Italia mencatat rekor lebih baik dari Spanyol di turnamen utama internasional sejak pertemuan pertama mereka pada 1934. Di ajang Piala Dunia, Italia mengalahkan Spanyol 1-0 di perempat final Piala Dunia 1934 dan perempat final Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, 2-1. Di hajatan Piala Eropa 1988, Italia menekuk Spanyol 1-0 di penyisihan grup. Empat perjumpaan lainnya berakhir imbang, termasuk di penyisihan Piala Eropa 2012. Artinya, ”La Furia Roja” belum pernah sekali pun menang melawan ”Azzuri”.

Predikat Del Bosque

Jika Spanyol mampu menggaet kembali titel Piala Eropa di Kiev, Minggu besok, Pelatih Vicente del Bosque akan menorehkan sejarah baru sebagai satu-satunya pelatih yang mampu memenangi Piala Eropa, Piala Dunia, dan Liga Champions, dan berturut-turut pula.

Predikat ini sangat berarti bagi pelatih berusia 61 tahun ini. Bukan semata karena gengsi, tetapi juga prestasi. Piala Eropa 2008 ditangani Luis Aragones, itulah mengapa Del Bosque menginginkan gelar ini. Ia akan menjadi pelatih yang berhasil memimpin klub dan tim nasional dan menyejajarkan diri dengan eks pelatih Jerman, Helmut Schoen, yang memenangkan timnya di Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974.

Del Bosque mendekati rekor yang luar biasa itu, menggenapi karier gemilangnya saat membawa Real Madrid menjuarai La Liga dua kali sekaligus juara Liga Champions tahun 2000 dan 2002. Del Bosque adalah kualitas. Terbukti sejak ia dipecat tahun 2003, Real Madrid bertahun-tahun gagal menjuarai La Liga, meski berganti-ganti manajer, hingga Fabio Capello masuk tahun 2007.

Maka, Del Bosque memiliki banyak alasan yang memotivasinya untuk memenangi final besok. Ia akan melebihi Schoen, yang belum pernah membawa klubnya menang di liga di negaranya. Ia akan melebihi eks pelatih Italia, Marcello Lippi, yang belum pernah memenangkan timnya di Piala Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Timnas Indonesia
Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Sports
Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Liga Inggris
Ernando dan Karakter Adu Penalti

Ernando dan Karakter Adu Penalti

Timnas Indonesia
Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Motogp
Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Badminton
Jadwal Lengkap Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Vs Uzbekistan

Jadwal Lengkap Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com