Sayangnya, kompetisi sepak bola melempem. Pemerintah maupun PSSI terkesan tak peduli. Swasta justru banyak mengambil inisiatif, seperti Danone untuk U-12 atau Liga Kompas- Gramedia untuk U-14.
”Pengprov juga tak mau menggelar kompetisi antarjuara dari masing-masing pengurus daerah (pengda). Dulu, di U-15, juara di Persija Utara diadu lagi dengan juara di Persija Selatan sehingga kompetisi jalan berkesinambungan dan pemain terbaik bisa diperoleh,” ujar Kepala Sekolah SSB Bina Taruna R Pracoyo, Rabu (20/6).
Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Popsi), yang jadi salah satu ajang pencarian bibit unggul pemain bola, justru sudah dihapus dan tak ada penggantinya.
Pracoyo juga mempersoalkan jenjang kompetisi usia muda yang tak berjalan teratur. ”Setelah usia 8-12 tahun, ada yang terputus di U-14 ke U-21. Sebab, tak ada lagi Piala Suratin beberapa tahun ini,” kata mantan wasit FIFA 1998-1994.
Pelatih SSB Bina Taruna, Ferry Darmawan pun menyayangkan kompetisi yang tak terarah. ”Mau dibawa ke mana sepak bola kita? Oke, dari usia 8-14 tahun bisa berjalan. Namun, setelah itu ke mana lagi? Liga KG hanya tingkat Jabodetabek. Tingkat nasionalnya bagaimana?” tanya Ferry.
Hilangkan jalan pintas
Koordinator Pelatih SSB Pelita Jaya Football Academy Erlan Zulfikar menambahkan, untuk mendapatkan pemain terbaik, siswa-siswa SSB harus diikutkan kompetisi sesering mungkin dan berkesinambungan.
Menurut Erlan, di SSB-nya, kompetisi untuk pemain usia muda dibagi dua. ”Yang sifatnya festival, satu hingga dua hari, dan kompetisi yang sifatnya liga atau berjalan setahun. Setelah diikutkan di Persija Selatan dan Depok, pemain baru diikutkan kompetisi Liga Kompas-Gramedia,” katanya.
Kompetisi memang sebuah keharusan, karena dapat mencegah kebiasaan menerabas atau menempuh jalan pintas.
”Sebut saja mencuri umur pemain di setiap kompetisi. Oleh sebab itu, jika Indonesia ingin punya tim nasional yang baik, harus dikikis dulu kebiasaan mencuri umur,” kata Manajer Tim Pelita Jaya Lalu Mara Satriawangsa.
Kejujuran memang harus dimulai sejak usia dini lewat kompetisi. Sekali lagi lewat kompetisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.