Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Suporter Tewas, Polisi Tak Sepenuhnya Salah

Kompas.com - 04/06/2012, 17:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, kepolisian tak sepenuhnya bersalah atas tewasnya empat suporter sepak bola di Jakarta dan Surabaya selama sepekan ini.

Pada Minggu (27/5/2012), tiga  suporter Persija Jakarta tewas ketika tim Ibu Kota itu bertanding melawan Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Sepekan kemudian, pada Minggu (3/6/2012), satu orang "Bonek Mania", pendukung Persebaya Surabaya, tewas ketika tim "Bajul Ijo" itu berlaga melawan Persija di Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya, Jawa Timur.

"Pertanggungjawaban yang kaitannya dengan masalah sport bukan hanya pada kepolisian," kata Timur kepada para wartawan di halaman Istana Negara, Jakarta, Senin (4/6/2012).

Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, aparat keamanan tidak bisa mengawasi setiap suporter secara satu per satu. "Ya, ini kembali ke koordinator suporter yang harus bisa mengelola para suporternya untuk tidak berbuat seperti itu," kata Djoko.

Menurut Djoko, aksi baku hantam tak hanya terjadi di stadion, tetapi juga di jalanan. Oleh karena itu, kepolisian tak bisa mengawasi mereka secara terus-menerus. Kendati demikian, Timur mengatakan, tewasnya suporter Persija dan Persebaya akan menjadi bahan evaluasi bagi Polri.

Sosiolog Imam B Prasodjo mengatakan, kekerasan yang dilakukan suporter sepak bola merupakan bentuk emosional primitif yang mengarah ke perilaku hewani. Proses sentimen yang berlebihan ini harus dikendalikan agar tidak menjadi kebencian yang melebar dan berpotensi menyebabkan korban berjatuhan lebih banyak lagi.

"Yang menjadi perekat kelompok suporter adalah rasa kekitaan yang sangat emosional. Akibatnya, orang beranggapan bahwa di luar kelompok saya adalah kelompok musuh," ujar Imam.

Salah satu bentuk ikatan suporter ini, kata Imam, terlihat dari yel-yel yang menunjukkan kebencian terhadap kelompok musuh serta yel-yel berisi keunggulan kelompoknya. Rasa sebagai satu kelompok ini lantas berkembang menjadi sebuah rasa memusuhi kelompok lain secara membabi buta tanpa nalar.

Proses kristalisasi sebagai kelompok suporter masih terus terjadi dan bisa mengeras lagi. Imam berpendapat,  kelompok ini nantinya bisa masuk ke dalam lingkaran budaya kekerasan kelompok yang menjadikan mereka bertindak seperti mesin yang membenci kelompok lain.

Sementara itu, striker Persija, Bambang Pamungkas, menilai sepak bola Indonesia sudah rusak. Korban tewas terlalu mahal hanya untuk sekadar fanatisme sempit. Semua elemen masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa sepak bola Indonesia juga sedang menunggu keputusan FIFA apakah dijatuhi sanksi atau tidak, setelah batas waktu menyelesaikan konflik pada 15 Juni.

"Sepak bola seharusnya tidak sampai seperti ini. Sampai kapan lagi sepak bola Indonesia harus kehilangan nyawa-nyawa yang tidak perlu," ujar Bepe, sapaan Bambang.

Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng turut menyesalkan insiden yang dikatakan semakin memperkeruh kondisi sepak bola nasional. Andi meminta manajemen klub segera memberikan arahan yang benar dan membina pra suporternya untuk mengutamakan kedamaian sesama pendukung dari tim lainnya. "Setiap tim kesebelasan harus membina suporternya untuk menonton dengan damai. Para pemimpin suporter harus mendisplinkan anggotanya agar tetap selalu bersemangat, tetapi dengan cara yang sehat dan damai," ujar Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

    Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

    Internasional
    Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

    Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

    Liga Indonesia
    Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

    Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

    Liga Indonesia
    Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

    Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

    Liga Indonesia
    Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

    Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

    Liga Indonesia
    Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

    Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

    Liga Indonesia
    Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

    Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

    Sports
    Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

    Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

    Badminton
    Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

    Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

    Liga Indonesia
    5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

    5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

    Timnas Indonesia
    Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

    Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

    Timnas Indonesia
    Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

    Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

    Timnas Indonesia
    4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

    4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

    Timnas Indonesia
    Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

    Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

    Internasional
    Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

    Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com