JAKARTA, KOMPAS.com- Kesigapan aparat Polri dalam mengamankan pertandingan sepakbola antara Persija-Persib pada Minggu kemarin di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, patut dipertanyakan sekaligus disesalkan.
Polsisi perhatiannya yang lalai dalam mengantisipasi keributan antarpenonton, sehingga menyebabkan tiga orang tewas sia-sia serta sejumlah lainnya mengalami korban perawatan di rumahsakit.
"Kepolisian seharusnya bersikap profesional dalam memantau kondisi para penonton di samping dapat mengendalikan segala suasana di sekeliling area pertandingan," ujar Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan pada Kompas di Jakarta, Senin (28/5/2012).
Ia mengatakan, jika aspek pengamanan yang diterapkan polri memenuhi prosedur yang benar, tidak semestinya muncul peristiwa yang memilukan tersebut.
Menurut Syahganda, keributan penonton di lokasi tanding sepakbola memang sudah lazim baik menggunakan kostum yang didukung ataupun tidak, namun baru kali ini menciptakan korban tewas yang mengusik perasaan anak bangsa.
"Ini kejadian luar biasa yang sulit ditolerir siapa pun, termasuk akan memberi pelajaran paling mahal khususnya bagi aparat keamanan," tegasnya.
Ia menambahkan, peristiwa itu jelas memberi penilaian dari masyarakat luas bahwa cara-cara pengamanan yang dilakukan aparat Polri tergolong lamban, padahal sebagai pengendali keamanan pihak kepolisian dituntut bersikap profesional.
"Apalagi, Polri kan sudah biasa bertugas dalam mengawal setiap pertandingan sepakbola di tempat mana pun serta tahu persis watak para penontonnya. Karena itu dengan kejadian ini betul-betul tidak bisa dimengerti kenapa Polri kecolongan," ujar Syahganda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.