KOMPAS.com - Setitik kekhawatiran tebersit di benak publik sepak bola Polandia. Bukan hanya karena tiadanya laga kompetitif yang dilahap tim nasional mereka, melainkan juga gaya kepelatihan Franciszek Smuda. Pelatih yang akan berulang tahun ke-64 itu dikenal menerapkan disiplin keras, tanpa kompromi, antialkohol, dan tidak menoleransi sikap ugal-ugalan pemainnya.
Beberapa pemain utama Polandia telah merasakan ketegasan Smuda. Artur Boruc, kiper utama di Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2008, dicoret karena insiden terkait alkohol. Belum lama ini, gelandang Slawomir Peszko juga didepak setelah mabuk dan bertengkar dengan sopir taksi di Jerman.
Insiden itu membuatnya berurusan dengan polisi Jerman. Peszko yang bermain di klub Cologne tidak sendirian dalam insiden tersebut, tetapi bersama bek Anderlecht, Marcin Wasilewski. Awalnya, Smuda menegaskan akan mencoret keduanya dari tim Piala Eropa 2012.
Belakangan, atas bujukan beberapa kalangan, ia batal mencoret Wasilewski. Alasannya, Polandia minim bek mumpuni. Kehadiran bek senior berusia 31 tahun itu dianggap penting bagi Polandia untuk bersaing dengan Rusia, Yunani, dan Ceko, di Grup A Piala Eropa 2012.
Para pengkritik di Polandia menilai, kebijakan tegas tanpa kompromi Smuda terkait alkohol—jika diterapkan hitam-putih—bisa merusak peluang tuan rumah di kandang sendiri. Namun, pihak lain menganggap, Smuda harus menegakkan otoritas tanpa kecuali.
Lahir di sebuah desa kawasan Silesia, Polandia selatan, 1948, Smuda menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar negeri. Setelah mengakhiri kariernya sebagai pemain, termasuk di klub-klub Amerika Utara dan sempat satu tim dengan legenda Manchester United, George Best, di Los Angeles Aztecs, Smuda melatih klub-klub divisi bawah di Jerman.
Di Jerman inilah, gaya keras Smuda berakar. Ia mencatat kesuksesan di klub negeri sendiri, Widzew Lodz, klub yang diantarkannya dua kali juara Liga Polandia dan lolos ke babak grup Liga Champions 1996/1997. Inilah terakhir kali klub Polandia tampil di babak grup kompetisi elite antarklub Eropa itu.
Saat menangani tim nasional, menggantikan pelatih Leo Beenhakker setelah Polandia gagal ke Piala Dunia 2010, Smuda dikenal dengan reputasi mengisi skuad dengan beberapa pemain luar negeri berdarah Polandia. ”Jika ada yang bisa menemukan bek berkelas dengan paspor Polandia, dia berhak atas bonus khusus,” katanya, seperti dikutip FourFourTwo.
Kesuksesan Smuda di Piala Eropa 2012 diukur dari lolos-tidaknya Polandia dari penyisihan grup. Jika gagal, pelatih yang juga berpaspor Jerman itu siap mundur. Diisukan, dia sudah punya tempat berlabuh, yakni klub di Liga Jerman. (SAM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.