BUCHAREST, KOMPAS.com - Duel final Liga Europa antara Atletico Madrid dan Athletic Bilbao di Stadion Nasional Arena, Bucharest, Romania, Rabu (9/5) atau Kamis dini hari WIB, membuktikan sepak bola Spanyol bukan hanya soal Real Madrid vs Barcelona.
Real Madrid dan Barcelona, telah tersingkir di semifinal Liga Champions, kandas di tangan secara berurutan oleh Bayern Muenchen dan Chelsea yang akan berduel di Muenchen pada 19 Mei nanti. Berbeda dari sejarah penuh rivalitas sengit kedua klub raksasa itu, ada keterkaitan emosional antara Atletico dan Bilbao.
Atletico dibentuk pelajar asal Basque—kawasan tempat Bilbao berakar kuat dan tumbuh berkembang hingga kini—di Madrid sebagai cabang Bilbao, klub pujaan masa kecil mereka. Kostum utama kedua klub itu mirip, yakni kaus dengan strip merah-putih.
Saat ini, Atletico ditangani Pelatih Diego Simeone, eks kapten tim nasional Argentina, yang dalam kurun 1998-2002 menjadi pemain Marcelo Bielsa, Pelatih Bilbao saat ini, di timnas Argentina. Namun, semua keterkaitan emosional itu bakal ditanggalkan dan digantikan ambisi kuat merebut trofi Liga Europa, kompetisi level kedua antarklub Eropa setelah Liga Champions.
Simeone dan Bielsa bahkan tak bertegur sapa. Bielsa sejauh ini hanya berbicara dengan German Burgos, asisten Simeone yang juga mantan kiper timnas Argentina di bawah polesannya. ”Kami sepakat tak berbicara hingga sebulan setelah final,” kata Bielsa.
”Saya ingin memenangkan final, tidak peduli dua pemain yang pernah saya latih berada di area teknik tim lawan,” kata pelatih berusia 56 tahun itu. Bilbao, yang bertumpu pada kekuatan pemain-pemain Basque, belum pernah merebut trofi Eropa.
Permainan ala Barcelona
Mereka pernah tampil di final Piala UEFA, cikal bakal Liga Europa, tahun 1977, tetapi takluk dari Juventus. Gelandang Bilbao, Iker Muniain, telah bernazar akan merajah tubuhnya dengan tato trofi Liga Europa jika timnya menang atas Atletico.
Di bawah polesan Bielsa, Bilbao menjelma menjadi tim dengan gaya permainan berbasis penguasaan bola. Permainan mereka kerap dibandingkan dengan Barcelona. Bilbao memikat perhatian Eropa saat menaklukkan Manchester United 3-2 di Old Trafford dan kembali menghajar juara Eropa 2008 itu 2-1 di kandang pada babak 16 besar.
Di perempat final, Bilbao kembali menang 4-2 di kandang klub Jerman, Schalke 04. Kedua lawan Bilbao itu keteteran menangani permainan menyerang intensif buah racikan Bielsa, Pelatih Argentina berjuluk ”Pria Gila”.
”Mereka tim dengan permainan sangat intensif, gaya permainan langsung sepak bola, cepat dan berani. Tim yang tidak takut tetap bermain dengan gaya mereka saat bertandang. Mereka selalu bermain seperti itu musim ini,” kata Simeone, seperti dikutip situs UEFA.
Tantangan bagi Simeone, yakni meredam gaya penguasaan bola, seperti yang sukses dilakukan Chelsea pada Barcelona di semifinal Liga Champions. Di sentral lini tengah Atletico, Tiago Mendes absen setelah diusir saat lawan Valencia di semifinal dan mungkin digantikan Gabi yang berduet dengan Mario Suarez.
Atletico, juara Liga Europa 2010, ke final setelah menang 11 kali beruntun, termasuk dua kali atas Valencia di semifinal.
Falcao vs Llorente
Musim ini Atletico dan Bilbao telah bertemu di Liga Spanyol. Bilbao menang 3-0 di kandang, Oktober 2011, dan dibalas Atletico 2-1 di Madrid, Maret lalu. Fernando Llorente mencetak dua gol dalam kemenangan Bilbao. Hal serupa diperlihatkan Radamel Falcao, striker Atletico asal Kolombia, saat membalas kekalahan timnya.
Postur tinggi Llorente menjadi ancaman bagi Atletico, yang lemah bola-bola atas, terutama dalam situasi bola mati (set piece). Namun, Atletico memiliki Falcao, —kini top scorer (10 gol)—yang selalu haus gol dan musim lalu membawa Porto juara.
(AP/AFP/REUTERS/SAM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.