Ambisi Chelsea merebut trofi Piala FA terlihat dari keputusan Di Matteo yang mencadangkan sejumlah pemain inti, seperti Lampard, Cole, dan Juan Mata, saat melawan Newcastle United di Liga Inggris kendati harus dibayar dengan kekalahan.
Namun, hal serupa juga ditunjukkan Liverpool yang turun dengan sebagian pemain lapis kedua saat menjamu Fulham pada ajang serupa dan—seperti Chelsea—juga harus menelan kekalahan. ”Saya pikir, tidak banyak perbedaan di antara kedua tim dan saya pikir, ini laga dengan kans 50:50,” kata Steven Gerrard, kapten Liverpool.
Seperti keberadaan ”penggawa-penggawa lama” di Chelsea, posisi Gerrard cukup sentral di Liverpool. Salah satu penampilan terbaiknya terlihat di final Piala FA 2006 melawan West Ham United saat ia mencetak dua gol, termasuk satu gol pada menit terakhir yang memaksa laga harus dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu hingga akhirnya Liverpool menang adu penalti dan tampil juara.
Itulah gelar terakhir yang dikoleksi ”The Reds”. Dengan materi kekuatan tim dan ambisi yang tidak jauh berbeda, bukan tidak mungkin, laga final kali ini kembali harus dituntaskan lewat babak perpanjangan waktu dan juga drama adu penalti.
Liverpool telah mengantongi satu trofi musim ini dari Piala Liga. Namun, itu tak cukup menghibur atas buruknya performa Liverpool di liga, kecuali jika mereka mampu mengawinkannya dengan trofi Piala FA.
”Semua pemain terpukul,” kata Kenny Dalglish, Pelatih Liverpool, soal penampilan di liga. ”Mungkin itu kami butuhkan untuk melangkah ke depan.”
(AP/AFP/REUTERS/SAM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.