SEBELUM final Piala Eropa (Euro) 1988 di Jerman pada 25 Juni, ternyata Belanda tidak dalam situasi serius dan tegang. Kapten tim, Ruud Gullit, bahkan mengorganisasi rekan-rekannya untuk berpesta, juga menonton konser Whitney Houston. Namun, ternyata Belanda akhirnya juara.
Tak heran, Gullit merasa ini peristiwa istimewa sepanjang hidup dan karier sepak bolanya. Apalagi, saat itu ia menjadi harapan besar Belanda. Ia memiliki beban terbesar. Selain menjadi kapten dan motor tim, Gullit baru saja menerima Ballon d'Or 1987 dan 1988.
Namun, Gullit mampu menanggung semua beban dan membawa Belanda ke final melawan Uni Soviet (sekarang Rusia), meski ia masih dililit rasa kelelahan sehabis mengikuti kompetisi bersama klubnya, AC Milan. Sebelumnya, Gullit dkk menundukkan tuan rumah Jerman Barat 2-1 di semifinal.
Rusia bukan lawan mudah. Di babak penyisihan Grup B, Belanda sudah kalah 0-1 dari mereka.
Namun, Gullit tampil taktis di partai penentuan itu, dan sudah kembali menemukan permainan terbaiknya. Dia tetap menjadi motor yang menentukan dalam total football racikan Pelatih Rinus Michels.
Setelah alot, Gullit pula yang memecah kebuntuan. Pada menit ke-32, dia membobol gawang Uni Soviet. Permainan Belanda pun semakin memesona. Marco van Basten menambah gol di menit ke-54. Kemudian kiper Belanda, Hans van Breukelen, menggagalkan tendangan penalti Igor Belanov. Akhirnya, Belanda pun menang 2-0, sekaligus menjuarai Piala Eropa untuk pertama kalinya.
Ini kemenangan besar, mengingat Belanda selalu memiliki tim bagus tapi tak pernah juara di turnamen besar, baik Piala Eropa maupun Piala Dunia. Maka, Belanda pun merasakan kegembiraan luar biasa.
"Ini seperti dalam film. Kami meraih trofi, kemudian menjadi 'gila'. Seolah semua terjadi secara tiba-tiba," kata Gullit kepada uefa.com, mengenang keberhasilan timnya di Piala Eropa 1988.
Terlalu banyak kegembiraan yang ia alami, juga semua rekannya dan rakyat Belanda. Bahkan, saking banyaknya hal indah waktu itu, Gullit mengaku seperti terkena amnesia. Banyak hal yang dia lupakan.
"Benarkah ini terjadi (juara Piala Eropa)? Banyak hal yang tak bisa saya ingat," aku Gullit yang kini berumur 49 tahun.