Ayah Silva, Fernando, juga pemain sepak bola semiprofesional di klub Santa Agueda. Terkadang, ia memberi kesempatan Silva bermain di klub itu jika ada beberapa pemain yang tak datang.
"Ketika masih bermain, saya tak pernah bekerja sekeras Silva di lapangan," katanya.
Silva juga pernah menjadi anak gawang di klub ayahnya. Suatu saat, bola keluar dengan kencang dan membuat tangannya terkilir. Namun, dia tetap menjalankan tugasnya mengambil bola.
Kerja kerasnya akhirnya berbuah. Pada umur 14 tahun, Silva sudah dikontrak Valencia, setelah ditolak oleh Real Madrid karena dianggap terlalu kecil.
Dia harus jauh meninggalkan rumahnya dan sering rindu rumah. Sudah terbiasa hidup bersama keluarga besar, kemudian dia harus terpisah. Namun, Silva tetap berjuang keras.
Agar Silva tetap kerasan, ayahnya keluar dari dinas kepolisian untuk menemaninya di Valencia. Ia kemudian menjadi petugas sekuriti di Valencia.
"Tahun pertama Silva di Valencia sangat berat. Dia berusaha tetap kuat, tetapi saya tahu dia sedang sedih. Itu terasa saat dia menelepon saya. Sering sekali dia menelepon saya pada pukul 08.00 pagi," ungkap neneknya.
Pada umur 20 tahun, Silva sudah menjadi pemain inti Valencia. Dia kemudian dijual ke Manchester City, Juni lalu, dengan harga 26 juta poundsterling. Ini keputusan berat buatnya.
"Sangat sulit meninggalkan rumah, sahabat, keluarga, dan lingkungan rumah. Aku meninggalkan semua demi sepak bola dan aku tahu ini harus kulakukan. Sekarang aku di sini (Manchaster City) dan segalanya berjalan baik," kata Silva.
Tak seperti pemain Premier League lainnya, Silva tak mengendarai mobil mewah. Dia juga tak suka pergi ke klub malam untuk berpesta, atau kencan dengan wanita-wanita cantik. Dia masih setia menjalin hubungan dengan pacarnya di Desa Arguineguin, Gran Canaria.