"Sungguh menyenangkan melihatnya – setiap hari – bermain sepak bola, dan saya yakin Anda juga merasakan hal yang sama. Jadi itu adalah bagian dalam hidup. Mungkin dia akan kembali ke klub (Arsenal) suatu hari nanti, Anda tak pernah tahu," ungkap Wenger setelah Fabregas hijrah.
Lalu alasan kedua adalah banyaknya pemain lokal yang menjadi tumpuan Barcelona selama ini. Hal itu jelas dapat mempertahankan identitas serta karakter permainan Barcelona sendiri. Filosofi permainan Barcelona bahkan akhirnya diadopsi tim nasional Spanyol yang para pemainnya banyak berasal dari tim asal Catalan tersebut, misalnya Pique, Carles Puyol, Sergio Busquets, Fabregas, Xavi, Andres Iniesta, David Villa dan Pedro.
"Barcelona beruntung punya generasi emas yang terdiri dari tujuh sampai delapan pemain hasil didikan akademi pemain muda. Tak banyak tim dengan generasi luar biasa seperti yang dimiliki Barcelona," ujar legenda Real Madrid dan Perancis, Zinedine Zidane, suatu hari.
Sebaliknya, Arsenal adalah representasi terbaik dari sebuah tim multikultur yang para pemainnya berasal dari berbagai negara berbeda di seluruh dunia. Tercatat, hanya ada tujuh pemain asal Inggris dari total 32 pemain di tim utama mereka, yaitu Gibbs, Craig Eastmond, Frimpong, Henri Lansbury, Wilshere, Oxlade-Chamberlain dan Walcott. Dari tujuh pemain tersebut, yang menjadi langganan timnas Inggris hanyalah Wilshere dan Walcott.
Ketiga, terlalu seringnya Arsenal kehilangan seorang pemain kunci sekaligus ikon klub yang berpengaruh besar, serta kesulitan untuk menemukan penggantinya. Dahulu, Wenger sempat memiliki Sol Campbell, Vieira dan Henry yang menjadi tulang punggung tim selama bertahun-tahun lamanya.
Setelah Campbell hijrah, praktis belum ada pengganti pas yang bisa menjadi batu karang tangguh di lini pertahanan Arsenal hingga saat ini. William Gallas membawa atmosfer buruk dalam tim, Johan Djorou kerap tampil angin-anginan, Philippe Senderos tak setangguh yang diperkirakan sebelumnya, Thomas Vermaelen sering cedera, serta Sebastien Squillaci dan Koscielny kerap melakukan blunder.
Wenger juga belum bisa menemukan suksesor Vieira yang berjiwa kepemimpinan tinggi, tangguh dalam merebut bola dan dengan cepat memulai kembali serangan dengan umpan-umpan akuratnya. Lassana Diarra, Mathieu Flamini, Abou Diaby, Alex Song dan Denilson adalah serangkaian nama yang secara bergantian mencoba mengisi peran Vieira di lini tengah, tapi tak ada yang pernah benar-benar berhasil. Mencuatnya Wilshere dan Frimpong memunculkan harapan baru untuk kembali memperkuat lini tengah Arsenal musim depan.
"Anda hanya dapat menghormati apa yang telah diraih oleh Patrick. Kariernya sensasional. Dia pemain yang luar biasa untuk kami. Kami memiliki gelandang-gelandang yang berkelas sekarang tetapi Patrick adalah gelandang yang spesial. Dia pemain jangkung dengan teknik yang bagus. Kami sekarang memiliki pemain-pemain luar biasa di sektor tengah dengan karakter mereka masing-masing. Tetapi Arsenal akan selalu berterima kasih atas kontribusi Patrick," ujar Wenger.
Hal yang sama juga terjadi di barisan depan Arsenal. Setelah Henry hengkang, belum ada lagi pemain depan yang bisa mencetak lebih dari 30 gol semusim untuk "The Gunners". Robin van Persie sebenarnya bisa menjadi tumpuan tim di lini depan, tapi cedera kerap membatasi jumlah penampilannya bagi Arsenal. Eduardo sempat menjanjikan di awal, tapi cedera parah menghancurkan kariernya. Lalu Nicklas Bendtner pun sering mengecewakan karena hobi membuang peluang di depan gawang lawan dan Marouane Chamakh terlihat melempem musim lalu.
Lain halnya dengan Barcelona, karena tim asuhan Pep Guardiola itu memiliki pemain-pemain andal yang dapat mengangkat tim selama bertahun-tahun lamanya. Sebut saja Puyol dan Xavi yang telah mematri tempatnya di tim utama Barcelona sejak pertama kali dipromosikan pelatih Louis van Gaal pada 1999. Lalu, Messi yang sukses menjadi protagonis tim selama beberapa tahun terakhir bahkan baru berusia 24 tahun dan siap untuk mengakhiri kariernya sebagai pemain sepak bola di sana.
Saat ini pertanyaan utamanya adalah, sampai kapan Wenger akan kukuh mempertahankan filosofinya tersebut? Bila tak ingin para pemain hanya menganggap Arsenal sebagai tempat persinggahan sementara, mungkin lebih baik Wenger segera merogoh kantongnya untuk membeli pemain bintang yang tepat untuk mengangkat tim. Sekali-kali, belilah perhiasan mahal, bukan berlian kasar, Wenger.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.