Ketua Panpel Persebaya Gangsar Yudi mengatakan, dalam ada perjanjian antara Persebaya dengan pemain, yaitu kalau Persebaya dilarang menggunakan APBD, Wisnu akan menanggung dana tersebut bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Surabaya Vigit Waluyo. Namun, sampai kompetisi ini usai, Wisnu mengobral janji.
“Kami pengurus hari ini kelabakan. Kalau pemain asal sini tidak apa-apa, tetapi yang asal Papua dan asing, makannya per dua minggu saja Rp2 juta saja tidak cukup,” ujarnya.
Gangsar menegaskan, kalau Wisnu tidak sanggup memenuhi janjinya. Pihaknya menyarankan, Wisnu hendaknya segera menyerahkan Persebaya DU kepada pengurus. Sehingga para pengurus memiliki kesempatan untuk mencarikan sponsor untuk membayar gaji pemain.
Sekretaris Umum Persebaya DU, Wastomi Suheri mengaku, bahwa dana ke manajemen selama ini tidak ada. Itu membuat pengurus tidak bisa menggaji pemain dan pelatih. Hal itu membuat manajemen tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi masalah tersebut. Bahkan, dia mengaku pihaknya didatangi debt collector lantaran pemainnya banyak berhutang.
“Selama Persebaya dipegang Wisnu, tidak ada kucuran dana ke manajemen, bagaimana kami bisa menggaji pemain, “ katanya.
Palsukan Kuitansi
Selain gaji pemain, Wisnu juga tak pernah sekali pun mengucurkan dana untuk biaya operasional klub. Menurut Sekretaris Umum Persebaya Wastomi Suheri, akibat tidak adanya kucuran dana, masing-masing pengurus terpaksa harus mengeluarkan dana pribadi untuk mendanai tim. Setiap pengurus rata-rata telah mengeluarkan uang antara Rp600 juta sampai Rp700 juta.
“Dia tidak mau keluarkan uang sama sekali. Saya tantang jual mobil juga tidak berani, padahal mobil saya hanya ‘Alphard Jawa’ atau APV, sedangkan Wisnu punya mobil Hummer. Mobil dia kan banyak, mobil saya cuma satu, itu pun kreditan,” kata Wastomi.
Wastomi pun mensinyalir, bahwa dana APBD Surabaya tahun 2010 yang pernah dijanjikan Wisnu telah cair. Kabar itu disampaikan sendiri oleh Ketua Pengurus Cabang PSSI Surabaya, Cholid Goromah, kepada semua wartawan yangmeminta konfirmasi soal pencairan anggaran Persebaya DU dari APBD 2010. Nilainya sebesar Rp 1,5 miliar. Namun alokasi dana tersebut tidak digunakan untuk pendanaan kebutuhan Persebaya DU untuk mengarungi musim kompetisi 2010/2011.
“Semua kuitansi pengeluaran Persebaya DU dari pembiayaan pengurus sudah diserahkan ke Wisnu. Penyerahan kuitansi itu tunjuannya untuk melakukan klaim. Namun kami khawatir kuitansi-kuitansi itu digunakan Wisnu untuk melakukan pemalsuan kuitansi pertanggungjawaban anggaran APBD 2010 senilai Rp1,5 miliar yang tak pernah dimanfaatkan Wisnu untuk pendanaan Persebaya DU selama musim kompetisi 2010-2011,” katanya.
Sedangkan Ketua Umum Persebaya Surabaya, Wisnu Wardhana saat dikonfirmasi seusai pertemuan itu seolah ingin lepas tangan atas masalah tertunggaknya gaji pemain selama sembilan bulan.
“Saya puasa dulu ya. Nabi Daud saja setiap hari puasa,” kata Wisnu yang juga Ketua DPRD Surabaya usai pertemuan dengan para pemain, pelatih dan pengurus Persebaya. (Prima Sp Vardhana/ Kompasiana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.