Namun, dalam posisi 10 versus 11 pemain, penggantian itu tidak menolong. Hingga menit ke-50, sebelum Pepe diusir, Madrid sudah kalah telak dalam penguasaan bola dengan 29 persen (Madrid) berbanding 71 persen (Barcelona). Statistik di akhir laga tak jauh dari angka itu.
Namun, bukan Mourinho jika tak mampu memantik kontroversi. Dalam jumpa pers seusai laga, ia mencuatkan kemungkinan adanya konspirasi antara wasit, UEFA, dan Barcelona. Hal itu ia lontarkan saat menjawab pertanyaan soal alasan pengusiran dirinya ke tribune penonton.
”Saya tidak mengatakan apa pun kepada wasit,” ujar Mourinho, seperti dikutip The Telegraph. Saya hanya tertawa dan mengacungkan jempol. Jika saya katakan sesuatu kepadanya dan UEFA, karier saya tamat hari ini.”
”Saya hanya punya satu pertanyaan. Mengapa? Mengapa? Ovrebo, Busacca, Frisk, Stark? Ada apa dengan orang-orang itu?” cetus Mourinho. Nama-nama itu adalah para wasit yang dicurigai telah menguntungkan Barcelona di Liga Champions.
Dalam posisi tertinggal kalah 0-2, Mourinho menyerah dan tidak terlalu berharap bakal membuat keajaiban pada semifinal leg kedua di Nou Camp, 3 Mei. Mereka harus bertandang tanpa Pepe, Sergio Ramos (skors), dan juga tanpa Mourinho.
Kini, orang tak terlalu antusias berbicara soal semifinal leg kedua. Semifinal kedua itu bisa jadi hanya laga formalitas. Orang mulai meraba-raba soal final 28 Mei di Wembley, apakah bakal mengulang final 2009 di Roma?