Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Chicharito" Layak Bermain di LPI

Kompas.com - 31/03/2011, 07:03 WIB

Ada beberapa klub yang sudah menjadi incaran pengusaha-pengusaha lokal. Ini berarti konsep LPI menjadi incaran pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya. Contoh, pengusaha yang mau beli berbasis pengusaha batu bara yang kepingin punya klub sepak bola profesional.

Sampai saat ini, kami belum melihat setiap klub mempunyai sponsor resmi. Bagaimana mengenai hal ini? (agunkxache@gmail.com)

Persoalannya memang kami memiliki standar. Kalau yang mau, sudah banyak. Namun, kami punya standar nilai yang tidak bisa diturunkan. Misalnya, standar di dada Rp 5 miliar. Enggak mungkin kan kalau itu kami jual Rp 1 miliar? Itu untuk menghidupi klub. Ada beberapa klub yang sudah mendapatkan sponsor, seperti PSM disponsori Bosawa dan Persema disponsori B Channel. Kalau enggak ada kontrol, nantinya harga rusak.

Bagaimana pembagian keuntungan LPI? (fuat_saba@yahoo.com)

Setiap klub sudah punya hitungan-hitungan sendiri dengan konsorsium. Saya belum dapat yang detail. Kalau enggak salah, keuntungan 10 persen dibagi untuk konsorsium.

Bagaimana mengenai kebijakan transfer pemain dan batas transfer? (darsopn@yahoo.co.id)

Transfer window pertama Januari lalu. Sementara itu, transfer window kedua 30 Juni mendatang. Kan ada beberapa klub yang ingin bongkar pemain seperti Solo FC. Ekspektasi Solo sangat tinggi sehingga mau berbelanja pemain di transfer kedua nanti.

Bagaimana sih sistem manajemen keuangan LPI, soal pengeluaran dan pemasukan dari LPI? (darsopn@yahoo.co.id)

Ya tentu saja kami menggunakan sistem manajemen keuangan yang modern. Artinya, verifikasi melalui tahapan yang tidak memungkinkan orang untuk macam-macam. Kontrolnya ketatlah. Jadi, kalau membeli apa pun, harus dapat verifikasi dari semua. Mungkin kalau menggunakan dana APBD, sembarangan. Minta sekian, langsung dikasih. Tidak ada kontrol pasar. Jadi, penggunaan uangnya sangat dikontrol.

Namun, LPI kok semakin tidak laku? Metro TV dan Trans 7 pun melepasnya karena rating down, penonton minim, sponsor pun malas masuk. Sampai kapan proyek rugi LPI bisa bertahan? (artana0102@gmail.com)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com