Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Chicharito" Layak Bermain di LPI

Kompas.com - 31/03/2011, 07:03 WIB

Tiga sampai lima tahun itu. Jangan salah, dana Rp 15 miliar sampai Rp 30 miliar itu hanya boleh digunakan untuk pembelian pemain sekitar 60 persen supaya klub tidak jor-joran membeli pemain. Itu yang kami sebut 'salary cap' seperti yang terjadi di NBA atau klub-klub olahraga di Amerika. Contohnya seperti ini, satu klub punya anggaran Rp 15 miliar, berarti klub tersebut hanya bisa belanja pemain sebesar Rp 9 miliar. Sisanya dipegang untuk mengelola klub.

Apakah jumlah dana tersebut harus dikembalikan pada tahun ketiga?

Bisa saja klub mendapatkan dana Rp 20 miliar pada tahun pertama.

Apakah sudah ada klub yang mengembalikan dana tersebut?

Belum. Dalam proyeksinya tentu saja ada. Misalnya, ada beberapa klub pada tahun kedua tidak mengandalkan atau lepas dari dana konsorsium. Kita ambil contohnya Persema. Mereka katakan mendapatkan dana dari konsorsium Rp 20 miliar. Tahun ini mereka mendapatkan Rp 30 miliar. Sebanyak Rp 10 miliar bisa menjadi modal mereka musim depan. Seharusnya konsorsium mengeluarkan dana Rp 30 miliar, tetapi mereka hanya membutuhkan Rp 20 miliar. Harus begini. Kalau enggak gitu, kita makan uang rakyat terus. Ini kan kalau untung-rugi risikonya pengusaha.

Tindakan apa yang diambil LPI bila waktu jatuh tempo dana talangan tidak bisa dikembalikan klub, sementara klub masih belum mandiri juga? (ajiutomo@yahoo.com)

Tercapai. Itu hitungan kita tercapai. Kami yakin karena sepak bola merupakan olahraga nomor satu di Indonesia.

Apakah semua klub LPI masih menggunakan dana dari konsorsium?

Ada satu yang tidak menggunakan dana konsorsium, yakni Medan Chief. Klub itu punya Sihar Sitorus. Itu harus yang kita dorong. Nantinya, kami harus mencari Pak Sihar-Pak Sihar baru.

Apakah ada pengusaha yang tertarik membeli klub-klub LPI?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com