"Bukan! Saat itu media bertanya saya mau pergi ke klub mana. Saya cakap sudah mengenali Persib itu sendiri. Sebab, Selangor dengan Persib sudah main friendly match. Sejujurnya saya cakap dengan media, saya mengenali corak permainan dan suasana di Persib. Bukan saya mau terus ke Persib. Media sudah salah artilah dengan pernyataan saya."
Apakah karena uang kamu akhirnya memilih Pelita?
"Enggak! Enggak, yah! Bukan semata-mata karena uang. Saya mau belajar sesuatu di sini. Sebab, saya tengok, di sini mempunyai suatu liga yang tarafnya lebih tinggi dari liga Malaysia dari segi rangking AFC. Kalau melihat rangkingnya, Indonesia berada di peringkat kedelapan. Malaysia peringkatnya jauh ke bawah. Indonesia di bawah Jepang. Di atas Indonesia, liga Australia."
Apakah Selangor bersikukuh mempertahankan kamu mengingat kamu top scorer di Piala AFF?
"Enggak! Sebab, saya sudah bincang dengan Selangor, saya mau belajar sesuatu di luar negeri dan saya ingin keluar dari Selangor. Saya meminta Selangor kalau boleh membantu saya belajar di luar. Hasil dari perbincangan majelis tinggi Selangor, mereka melepaskan saya dengan rela hati."
Lalu, Selangor melepasmu karena kemampuanmu sudah hampir menurun?
"Bukan karena itu. Mereka memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar sesuatu yang baru. Mereka juga ingin menunaikan hajat saya sebagai pemain profesional bermain di luar."
Setelah kamu memutuskan hijrah ke Indonesia, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) meminta kepada pemain lain untuk bertahan guna meningkatkan kualitas liga Malaysia. Apa pendapat Anda soal ini?
"Saya kurang setuju. Mereka tidak melihat lebih mendalam liga Indonesia ini. Padahal, Indonesia memiliki (jatah) lima pemain import, sedangkan di Malaysia tidak ada. Persaingan lebih kuat daripada Malaysia. Saya tidak setuju dengan pendapat daripada FAM itu sendiri karena di sini adalah suatu permulaan untuk belajar."
Siapa yang paling berjasa membawa Anda ke PJ?