Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Perlu Belajar

Kompas.com - 27/12/2010, 08:48 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Kekalahan 0-3 (0-0) dari Malaysia menegaskan bahwa Indonesia masih perlu belajar. Paling tidak Indonesia menjadikan kekalahan itu untuk melakukan langkah terobosan signifikan menghadapi pertemuan final kedua Piala Suzuki AFF di Jakarta, 29 Desember.

Pelatih Indonesia Alfred Riedl menilai kekalahan itu lebih disebabkan pemain kehilangan konsentrasi di saat-saat kritis. ”Mengapa mereka kehilangan konsentrasi seperti itu, saya tidak tahu,” ujar Riedl dalam jumpa pers seusai pertandingan yang juga diikuti wartawan Kompas, Agung Setyohadi, di Kuala Lumpur, Malaysia.

Riedl belum bisa memastikan apakah penghentian pertandingan selama lima menit akibat laser ikut membuat konsentrasi pemain buyar. Namun, seberapa buruk akibatnya terhadap konsentrasi pemain, Riedl belum bisa memastikannya. Markus dua kali memprotes wasit karena sorot laser mengenai wajah dan matanya. ”Laser memang sesuatu yang buruk, semoga tidak ada lagi seperti itu,” ujar Riedl.

Riedl menegaskan, kekalahan ini juga membuatnya bingung. Pada babak pertama, kedua tim bermain imbang dalam menciptakan peluang gol maupun penguasaan bola. Bahkan, pada awal babak kedua Indonesia memiliki dua peluang bagus mencetak gol. ”Tetapi setelah kebobolan satu gol, para pemain tuan rumah menjadi lebih percaya diri dan pemain bertahan kami seperti kebingungan,” ujar Riedl.

Mengenai gangguan publisitas terhadap para pemain tim nasional dalam beberapa hari terakhir, Riedl menilai itu sangat mengganggu. ”Bukan hanya media, tetapi juga federasi (PSSI) dan masyarakat. Sebenarnya itu tidak perlu. Terlalu berlebihan. Apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Jakarta sangat buruk,” ujar Riedl.

Pelatih Malaysia Krisnashamy Rajagobal menilai gol pertama mendongkrak semangat pemainnya. Hal ini sama dengan kejadian di Indonesia saat timnya dikalahkan Indonesia.

Ia juga mengakui Indonesia bermain sangat bagus pada babak pertama sampai terjadinya gol. Para pemain Indonesia, seperti Oktovianus Maniani, Cristian Gonzales, dan Yongki Aribowo, membuat para pemain kerepotan menjaganya.

Pada final kedua nanti, Rajagobal mengaku tidak akan menerapkan pola bertahan. Modal keunggulan 3-0 belum menjadi jaminan Malaysia akan memenangi Piala AFF 2010. Ia akan memainkan strategi sesuai dengan kondisi di lapangan. ”Saya tegaskan kepada para pemain bahwa perjuangan belum selesai. Mereka harus berkonsentrasi selama 90 menit di Indonesia,” ujar Rajagobal.

Riedl menilai, untuk menang 4-0 pada laga final kedua supaya menjadi juara bukan perkara mudah dan membutuhkan kerja keras. Namun, masih ada peluang meskipun tipis. Ia berharap laga kandang memberikan peluang yang bagus. ”Tentu saya akan berbicara dengan para pemain untuk membahas apa yang terjadi. Saya juga akan melakukan sesuatu untuk mengangkat mental pemain. Namun, pemain sendirilah yang harus memperbaiki diri,” ujar Riedl.

Pertandingan ketat dengan tempo tinggi di babak pertama sempat menggugah emosi sekitar 88.000 suporter kedua tim yang memadati Stadion Bukit Jalil. Di akhir babak pertama, pengawas pertandingan mengumumkan agar suporter tidak mengarahkan sinar laser kepada pemain. Kejadian sorotan menggunakan sinar laser ini sempat dikeluhkan kiper Markus Haris Maulana hingga menunda eksekusi tendangan sudut. Selama pertandingan, polisi juga berpatroli keliling di lintasan di luar stadion mengawasi tribune suporter.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bali United vs Persib, Teco Keluhkan Perubahan Venue Laga

    Bali United vs Persib, Teco Keluhkan Perubahan Venue Laga

    Liga Indonesia
    Pengamat: Cetak Biru 2045 PSSI Harus Dijaga, Ambil Contoh dari Jepang

    Pengamat: Cetak Biru 2045 PSSI Harus Dijaga, Ambil Contoh dari Jepang

    Timnas Indonesia
    Hasil Fulham Vs Man City: Gvardiol Dwigol, City Pesta ke Puncak

    Hasil Fulham Vs Man City: Gvardiol Dwigol, City Pesta ke Puncak

    Liga Inggris
    Respons Kasus Rasialisme, PSSI Siap Bermitra dengan Meta dan Tiktok

    Respons Kasus Rasialisme, PSSI Siap Bermitra dengan Meta dan Tiktok

    Liga Indonesia
    Como Promosi ke Serie A, Sukacita Henry, Simbol Bernama Gabrielloni

    Como Promosi ke Serie A, Sukacita Henry, Simbol Bernama Gabrielloni

    Liga Italia
    Witan Ungkap Kondisi Usai Kepala Cedera di Laga Indonesia Vs Guinea

    Witan Ungkap Kondisi Usai Kepala Cedera di Laga Indonesia Vs Guinea

    Timnas Indonesia
    AC Milan Vs Cagliari: Conceicao Akan Terlihat di San Siro

    AC Milan Vs Cagliari: Conceicao Akan Terlihat di San Siro

    Liga Italia
    Como Promosi ke Serie A, Andil Bos Terkaya Indonesia, Dua Juara Dunia

    Como Promosi ke Serie A, Andil Bos Terkaya Indonesia, Dua Juara Dunia

    Liga Italia
    Persib Bidik Juara Liga 1, Berharap Tren Angka 4 dan Tuah Runner-up

    Persib Bidik Juara Liga 1, Berharap Tren Angka 4 dan Tuah Runner-up

    Liga Indonesia
    Man United Vs Arsenal: Hanya Ada Juara di Otak Arteta

    Man United Vs Arsenal: Hanya Ada Juara di Otak Arteta

    Liga Inggris
    Chievo Lahir Kembali, Kisah Cinta dari Sang Legenda Sergio Pellissier

    Chievo Lahir Kembali, Kisah Cinta dari Sang Legenda Sergio Pellissier

    Liga Italia
    Faisal Halim Jalani Operasi Ketiga, Kondisi Membaik, Bisa Jalan Sendiri

    Faisal Halim Jalani Operasi Ketiga, Kondisi Membaik, Bisa Jalan Sendiri

    Internasional
    Aji Santoso: Respek, Timnas U23 Indonesia Berjuang dengan Segala Upaya

    Aji Santoso: Respek, Timnas U23 Indonesia Berjuang dengan Segala Upaya

    Timnas Indonesia
    Prediksi Skor Man United Vs Arsenal, The Gunners Pesta di Old Trafford

    Prediksi Skor Man United Vs Arsenal, The Gunners Pesta di Old Trafford

    Liga Inggris
    STY Ungkap Target Indonesia Usai Debut Historis di Piala Asia U23 2024

    STY Ungkap Target Indonesia Usai Debut Historis di Piala Asia U23 2024

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com