"Ini yang susah. Tetapi, kan biasanya laki-lakinya punya kekuasaan, apa pun bentuknya. Nah, kekuasaan punya sex appeal juga kan. Lihat saja film Berbagi Suami...."
Bagaimana Anda mengaitkan soal itu dengan demokrasi?
Kesetaraan laki-laki dan perempuan, dan aspek hak asasi manusia dalam one woman one man, serta kesempatan sama bagi laki-laki dan perempuan untuk memilih, adalah salah satu inti demokrasi substansial. Di Singkawang, anak-anak perempuan Tionghoa keluarga miskin dikawinkan dengan laki-laki Taiwan karena tak punya pilihan. Keluarganya miskin. Kalau ia mau menikah, keluarganya dapat uang. Kan, ada comblang.
Kita masih punya banyak masalah dengan kesetaraan. Di dokumen legal, perempuan harus memakai atribut ’nyonya’ kalau menikah, dan ’nona’ kalau tidak menikah. Laki-laki, mau menikah mau tidak, tetap saja ’tuan’. Bahasa Inggris sekarang banyak memakai Ms, bukan lagi Mrs. Dari sudut bahasa ini mendukung kesetaraan.
Bagaimana Anda melihat demokrasi politik dan pemimpin saat ini?
Secara kelembagaan dan mekanisme semua ada. Ada pemilihan umum, ada kebebasan pers, ada parlemen, dan lain-lain, tetapi semuanya cuma bentuk, tak ada isinya. ’P’ dalam DPR tak bisa semata-mata diterjemahkan ’Perwakilan’. Mereka tidak banyak berpihak pada kepentingan rakyat. Kepemimpinan lemah. Punya otoritas mengambil keputusan, tetapi tidak digunakan karena dipenjarakan kepentingan. Coba lihat kasus Lapindo yang malah dikategorikan sebagai bencana alam. Bagaimana ini?
Mengalir
Perempuan sosiolog pertama Indonesia lulusan Universitas Berkeley, AS, itu adalah salah satu saksi penting sejarah perubahan politik di Indonesia, terkait pengakuan pemerintah terhadap soal kekerasan terhadap perempuan, yang kemudian melahirkan Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan, Oktober 1998. Ia menjadi salah satu komisioner periode 1998–2003.
Mendengar gayanya bercerita, semua terasa mengalir, apa adanya. Ia merasa tak ada yang disesali, termasuk pilihan hidup sendiri, meski keluarga sempat khawatir.
Mely sudah melewati hidupnya dengan penerimaan penuh. "Sekarang rasanya semua jauh lebih ringan...," ujarnya.