Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancang Jabulani Membantah Bola Licin

Kompas.com - 13/06/2010, 13:14 WIB

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Kegagalan Inggris mengalahkan Amerika Serikat (AS) memang akibat blunder kiper Robert Green. Dia gagal menangkap bola mudah dan bola seolah meleset (licin) dan menjebol gawangnya. Inggris yang sudah unggul 1-0 akhirnya ditahan AS, 1-1.

Beberapa orang menilai kasus itu terjadi karena Jabulani licin. Apalagi, sebelumnya beberapa kiper seperti Gianluigi Buffon dan Julio Cesar mengeluhkan bola yang digunakan pada Piala Dunia itu.

Kebetulan, sebelum pertandingan Inggris lawan AS, Kompas.com bertemu langsung dengan perancang Jabulani, Hans-Peter Nuerberg, di Sandton Convention Center. Dia bahkan didampingi peneliti yang sudah menguji bola itu di Universitas Loughborough, Inggris, Dr Andy Harland PhD, BEng, DIS CEng MIMeche.

"Saya kira para kiper itu hanya mencari apologi atau beralasan. Kami sudah melakukan pengujian dengan teliti. Bola ini sangat stabil dan punya aerodinamis yang natural. Selain itu, permukaan kami buat ada geretan-geretan sehingga tak licin. Kalau ditendang pun bisa sesuai dengan keinginan pemain," kata Hans-Peter Nuerberg.

Menurut Hans-Peter, setiap ada bola baru memang selalu dikritik. Itu hal yang wajar sebab sesuatu yang baru selalu memunculkan perbedaan.

"Kami memerhatikan semua kritik. Kami mencoba menyelesaikan semua persoalan bola. Maka, kalau Anda tanya apa kelemahannya, saya katakan tak ada. Kalau Anda tanya kelebihannya, saya bisa menjelaskan banyak," jelas Hans-Peter percaya diri.

Kompas.com sempat diajak memainkan bola itu di dalam Sandton Convention Center. Hans-Peter dan Dr Andy Harland yang masih muda ternyata jago bermain juggling. Kompas.com kesulitan meladeni mereka, bahkan sempat menendang bola secara liar dan hampir menumpahkan kopi orang.

"Itu karena tendangan Anda salah, bukan karena bolanya," kata Hans-Peter.

Sementara Dr Andy mengatakan, universitasnya sudah melakukan uji yang teliti terhadap bola tersebut. "Pihak kami tak memberi usulan atau masukan apa pun terhadap pihak produser karena desain bola sudah sempurna. Kami sudah melakukan cek aerodinamisnya, permukaannya, bentuknya, reaksinya, dan sebagainya," kata Andy.

"Dari situ, kami bisa membuat standar bola tersebut yang kemudian kami serahkan ke China. Bola dibuat di China oleh pabrik, bukan buatan tangan, sehingga kontrolnya mudah dan semua bola bisa standar sesuai yang diinginkan," timpal Hans-Peter.

Dia menambahkan, sudah banyak pemain yang mencoba Jabulani, dari David Beckham, Lionel Messi, Cesc Fabregas, Michael Ballack, hingga Steven Gerrard. Semua, katanya, mengaku puas.

"Beberapa kiper juga sudah mencobanya dan mengaku puas. Anda rasakan sendiri permukaannya seperti kulit tokek sehingga tidak licin. Kiper bisa menangkap dengan lengket. Kalau ada kesalahan, itu lebih karena pemainnya, bukan bolanya," tegas Hans-Peter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Piala Asia U23 2024: STY Tak Terbebani Olimpiade, Mau Cetak Sejarah

    Piala Asia U23 2024: STY Tak Terbebani Olimpiade, Mau Cetak Sejarah

    Timnas Indonesia
    Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

    Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

    Motogp
    Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

    Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

    Timnas Indonesia
    Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

    Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

    Liga Italia
    Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

    Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

    Timnas Indonesia
    Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

    Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

    Timnas Indonesia
    Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

    Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

    Timnas Indonesia
    Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

    Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

    Liga Indonesia
    Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

    Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

    Timnas Indonesia
    Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

    Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

    Timnas Indonesia
    Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

    Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

    Timnas Indonesia
    3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

    3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

    Timnas Indonesia
    Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

    Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

    Timnas Indonesia
    Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

    Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

    Timnas Indonesia
    Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

    Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

    Badminton
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com