Euforia kehebatan Amerika tiba-tiba bangkit lagi. Kata kolumnis olahraga Jamie Trecke, "Inilah kemenangan yang membuat fans Amerika gembira luar biasa. Kami menang melawan tim besar, dalam pertandingan besar, dan di tanah asing pula. Inilah kemenangan besar dalam sejarah sepak bola Amerika. Inilah kali pertama Amerika menundukkan tim nomor satu dunia sejak kami mengalahkan Brasil dalam Gold Cup tahun 1998. Malam itu pahlawan kami adalah kiper Kasey Keller. Ia menahan tembakan pasukan Brasil sampai 35 kali."
Memang kemenangan AS atas Spanyol bisa dibilang suatu keajaiban. Namun, seperti diakui Pelatih Jerman Joachim Loew, kemenangan itu juga disebabkan mereka mempunyai organisasi permainan yang amat rapi dan efektif. Dan selain itu, kata Loew, "Mereka mempunyai semangat juang yang gigih." Dan khas bagi orang Amerika, di balik semangat juang itu adalah rasa optimis yang luar biasa.
Rasa optimis itu hidup dalam segala bidang. Tidak hanya dalam olahraga, tetapi juga dalam politik. Dengan optimisme itulah mereka yakin bisa mengubah dirinya, negaranya, dan bahkan dunia semesta. Dalam hal ini, ingatlah kata-kata Presiden Barack Obama, "Yes we can", yang diucapkannya dalam kampanye-kampanye menjelang ia terpilih sebagai presiden.
"Kami dapat menyelamatkan negara ini. Kami dapat menggapai masa depan kami. Jatuh atau bangun, kami akan terus mencintai negeri kami. Kami akan terus berharap sejauh kami masih bernapas. Terhadap mereka yang sinis, ragu, dan takut, marilah kita katakan, spirit dari rakyat Amerika terangkum dalam tiga kata ini, yes we can," kata Obama menjelang ia mendekati Gedung Putih.
Kata-kata Obama itu diucapkan ketika AS sedang dilanda krisis. Seperti diakuinya sendiri, kata-katanya itu banyak diinspirasikan oleh Thomas Paine (1737-1809), pemikir liberal Amerika, yang tahun ini merayakan ulang tahunnya ke-200. Tahun 1776, Paine menulis karya The American Crisis. Menjelang kemerdekaannya, rakyat Amerika kehilangan segala-galanya Belum lagi, mereka terbenam dalam musim dingin berkepanjangan. Mereka tak mempunyai apa-apa lagi, kecuali harapan dan kesungguhan. Harapan dan kesungguhan, itulah kata-kata Paine yang diingat oleh hampir setiap orang Amerika.
Dengan kata-kata ini, George Washington pernah menyemangati tentara Amerika, sampai mereka memperoleh kemenangan yang berarti di New Jersey, Natal 1776, ketika mereka harus berjuang mempertahankan kemerdekaan negaranya. Dengan kata-kata itu pula, Obama menggugah semangat rakyat AS untuk memulai zaman baru setelah mereka terpuruk di bawah pemerintahan Presiden Bush.
Optimisme yang lahir dari harapan dan kesungguhan itu bangkit setiap kali Amerika terpuruk. Kiranya, optimisme itu pula yang mewarnai kesebelasan AS kali mi. Tak heran, setelah dikepruk Italia, 3-1, dan dihajar Brasil, 3-0, Amerika bangkit dengan memukul Mesir, 3-0, dan menjungkirkan Spanyol, 2-0.
Anak-anak asuhan Bob Bradley ini sadar, dalam hal bola, mereka hanyalah "negara berkembang" di depan superpower Brasil, yang akan mereka hadapi di final Senin dini hari WIB. Namun, the miracle on grass bisa saja terjadi, apalagi bila anak-anak Amerika sedang dilanda optimisme yang lahir dari spirit khas mereka, yakni harapan dan kesungguhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.