Setelah menunggu kira-kira setengah jam, akhirnya ayam dan kepiting taliwang tersaji di meja. Rasanya nyaman di lidah ketika mencoba sesebit daging ayam panggang berbumbu karena tidak terlalu pedas, rasa asinnya pas, dan rasa daging ayam tetap muncul, tidak kalah dari bumbu yang kuat oleh rasa terasi. Memang, salah satu ciri bumbu taliwang adalah terasi yang memberi rasa dan aroma khas.
Ketika tiba giliran mencoba kepiting, rasanya berbeda dari rasa ayam taliwang, bahkan rasa bumbu yang melekat pada cangkang kepiting pun berbeda.
Tampaknya proses pembakaran memegang peranan. Cairan yang keluar dari daging ayam menghasilkan rasa dan aroma yang khas, berbeda dari rasa dan aroma yang dihasilan oleh cairan daging kepiting yang bercampur dengan bumbu ketika dipanggang.
Yang tak kalah nikmat adalah plecing kangkung. Sambal terasi bercampur tomatnya terasa segar dan tidak terlalu pedas. Kangkungnya juga sama lembutnya dengan plecing kangkung di Mataram, Lombok.
”Kangkungnya didatangkan dari Lombok. Kami membelinya dari pasar di Badung. Begitu juga terasinya,” jelas Wirawan.
Karena terasi merupakan bumbu penting, ada baiknya Anda bersiap-siap tangan akan berbau terasi hingga berjam-jam setelah acara makan selesai. Untuk menghindari bau terasi di tangan bisa menggunakan sendok dan garpu saat makan, tetapi kurang sedap rasanya. Karena itu, pastikan ketika mencuci tangan Anda benar-benar menggosok jari tangan dengan potongan jeruk nipis yang tersedia di tempat cuci tangan.
Halal
Wirawan memiliki pelanggan tetap dari Denpasar yang mengunjungi pondok makan ini pada hari Sabtu atau Minggu. ”Separuh pelanggan dari Denpasar, sisanya turis dari Jakarta dan turis asing,” jelas Erta.
Menu favorit para tamu adalah ayam dan gurami taliwang bakar. ”Kami menyediakan menu kepiting dan cumi taliwang atas saran para tamu,” tambah Wirawan.
Karena banyak turis dari Jakarta dan juga atas permintaan mereka, Wirawan juga memastikan ayam yang mereka sajikan dipotong dengan cara halal. ”Kami punya tukang potong khusus, dia Muslim,” jelas Wirawan.
Restoran yang buka dari pukul 08.00 sampai 22.00 itu menawarkan harga relatif tidak mahal. Satu ekor ayam bakar taliwang harganya Rp 18.500, bisa disantap berdua. Satu porsi kepiting bakar berisi dua ekor ditawarkan Rp 35.000, gurami taliwang mulai dari Rp 25.000 tergantung berat ikan, plecing kangkung Rp 4.000, nasi Rp 3.500, dan sambal beberuk Rp 3.000.
”Beberapa tamu bilang harga saya terlalu murah, tetapi saya tidak mau menaikkan harga. Yang penting pelanggan puas,” tambah Wirawan, yang pernah dipesan membuat 100 porsi ayam taliwang untuk dikirim ke rumah seorang calon presiden di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.