JAKARTA, RABU - Para peserta Raparnas PSSI yang digelar di Hotel Nirwana Resort Bali ternyata tidak peduli dengan persepakbolaan Indonesia. Hal ini diakui oleh pengamat sepakbola nasional Tondo Widodo yang mengamati jalannya Raparnas yang dipercepat sehari yang seharusnya selesai tanggal 20 Maret besok.
"Ternyata apa yang diduga sebelumnya menjadi kenyataan di Raparnas, tampaknya peserta Raparnas itu tidak peduli dengan persepakbolan di tanah air," ungkapnya dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu
(19/3).
Raparnas seharusnya dijadikan masukkan oleh peserta agar menindak lanjuti surat dari AFC tanggal 6 Maret lalu yang meminta PSSI melakukan pemilihan mencari figur ketua umum PSSI periode 2008-2012 menggantikan Nurdin Halid.
"Sangat disayangkan Raparnas adem ayem saja sepertinya tidak peduli dengan ancaman pembekuan dari AFC dan FIFA," tandasnya.
Raparnas selama ini diamati oleh Tondo yang juga mantan Ketua Bidang Organisasi PSSI era Agum Gumelar selalu tidak mengeluarkan satu keputusan yang penting bagi perkembangan sepakbola ke depannya.
"Jadi wajar saja, kalau surat teguran AFC itu tidak mendapat tempat di Raparnas, padahal teguran AFC itu kan jika tak digubris oleh PSSI baik yang ada di pusat maupun di daerah akan berdampak luas terhadap
sepak bola Indonesia, bisa mengakibatkan sepakbola kita mendapat sanksi," paparnya.
Sanski dari AFC dan FIFA diakuinya jelas, yaitu Indonesia tidak boleh mengikuti berbagai event internasional. "Kalau sudah tidak boleh ikut event internasional, berarti organisasi sepakbola kita tidak diakui dunia internasional," katanya.
Selain itu dalam Raparnas, ternyata tidak semua Komite Eksekutif (Komeks) PSSI hadir. Hal ini menjadi pertanyaan berbagai pihak. "Kalau tidak semua komite eksekutif hadir di Raparnas berarti surat AFC itu
kan berpengaruh terhadap organisasi PSSI yang saat ini sudah tidak lagi punya legitimasi setidak-tidaknya dimata AFC dan FIFA," ujar Tondo.
Jika Raparnas tidak membuahkan hasil untuk kemajuan sepakbola Indonesia, Tondo berharap klub yang menjadi anggota PSSI harus bisa menyuarakan terbentuknya legitimasi kembali yang kini sudah tidak ada lagi di mata AFC dan FIFA.
"Tergantung klub anggota PSSI, apakah mereka juga akan mengikuti peserta Raparnas di Bali itu yang adem ayem menyikapi surat AFC itu," katanya. (Persda Network/Toni Bramantoro)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.