Inggris Hadapi Dilema di Euro 2024, seperti Kembali ke Era Beckham

KOMPAS.com - Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate dihadapkan dengan dilema di Euro 2024. Situasi ini seperti membawa Inggris kembali ke era David Beckham.

Keputusan-keputusan Southgate senantiasa menjadi disorot oleh sejumlah pengamat sepak bola negaranya. 

Eks bek Man United yang kini bekerja sebagai pengamat untuk Sky Sports, Gary Neville, ikut memberikan pandangan soal situasi pasukan Southgate di Euro 2024.

Neville meyoroti keputusan Southgate yang menarik tiga pemain ofensif Inggris ketika menghadapi Denmark di Frankfurt Arena pada Kamis (20/6/2024).

Southgate kala itu menarik Harry Kane, Phil Foden, dan Bukayo Saka secara bersamaan di paruh kedua kala kedudukan imbang 1-1.

Pelatih 53 tahun tersebut memasukkan kaki-kaki segar dalam rupa Ollie Watkins, Jarrod Bowen, dan Eberechi Eze dalam upaya meningkatkan daya gedor Inggris.

Melalui pergantian itu, Southgate seperti ingin memberi pesan khusus kepada para nama bintangnya.

"Saya pikir dia harus membuat beberapa nama besar kecewa. Hal itu dimulai (saat melawan Denmark) dengan dia menarik tiga nama besar sekaligus dalam diri Bukayo Saka, Phil Foden dan Harry Kane," ujar Neville dikutip dari SkySports.

"Itu adalah sebuah langkah besar. Ia berdiri di tepi lapangan, berbicara kepada (asistennya) Steve Holland dan berkata 'Saya harus melakukan sesuatu untuk menyela karena ini tidak benar dan saya harus mengubahnya'," ujar Neville.

Neville juga menyorot situasi dilematis yang dihadapi Southgate. Berlimpahnya talenta yang dimiliki Tim Tiga Singa justru memberikan tekanan ekstra buat sang pelatih.

"Untuk pertama kalinya kita mengajukan pertanyaan 'Bagaimana Anda memasukkannya, di mana Anda akan memainkannya?," ucap Neville.

"Gareth tidak pernah benar-benar mengalami hal itu dalam empat atau lima tahun terakhir. Dia tidak pernah mendapatkan pemain dengan talenta seperti ini," tuturnya menambahkan.

"Ini adalah kesulitan dari sebuah kekayaan," kata Neville.

Gareth Southgate seperti punya tekanan untuk memberi ruang bagi semua talenta yang dia miliki. 

Ia memainkan Trent Alexander-Arnold yang berposisi natural sebagai bek kanan di pos gelandang. Sang bek kanan, Kieran Trippier, juga dipasang di sektor kiri pertahanan karena Luke Shaw sedang tidak fit.

Phil Foden yang banyak dinilai lebih pas dimainkan sebagai pemain nomor 10, ditempatkan Southgate di sisi penyerang sayap kiri. Sebab, pos penyerang lubang sudah jadi milik Jude Bellingham.

"Ini membawa saya kembali ke tahun 2004 ketika kami memiliki Paul Scholes, Frank Lampard, Steven Gerrard, dan David Beckham dan kami mencoba memanfaatkan mereka semua dan berupaya mendapatkan keseimbangan."

"Hal itu mustahil. Anda akan berakhir dengan situasi di mana Anda memainkan salah satu dari mereka di luar posisinya atau membuat salah satu dari mereka kesal? Di posisi itulah Gareth akan berada," kata Neville.

Hasil imbang dengan Denmark masih menempatkan Tim Tiga Singa di puncak klasemen Grup C.

Kini, Inggris mengoleksi empat poin dari dua pertandingan yang telah dimainkan. Harry Kane dkk akan menghadapi Slovenia di laga pamungkas Grup C.

Pertandingan Inggris vs Slovenia akan bergulir di Stadion Cologne pada Selasa (25/6/2024).

Neville menginginkan Southgate untuk melakukan perubahan dan memberikan yang terbaik di laga tersebut.

"Apa yang ingin saya lihat pada hari Selasa adalah agar kami dapat melupakan reputasi, melupakan talenta, dan memilih tim yang seimbang, yang dapat tampil dengan performa dan kebugaran yang baik," ungkap Neville.