KOMPAS.com - Kiper Persik, Dikri Yusron, dituding teribat dalam praktik pengaturan skor. Tuduhan tersebut membuat pelatih Persik, Marcelo Rospide, sakit hati.
Marcelo Rospide meminta publik tidak meragukan profesionalisme pemainnya.
Ia menyampaikan ini sambil menahan air mata, dalam sesi konferensi pers usai laga pekan ke-32 Liga 1 2023-2024 antara Persik vs Persita, Sabtu (20/4/2024).
Adapun Dikri Yusron menjadi pemain yang paling disalahkan atas kekalahan 0-7 Persik dari Bhayangkara FC pada laga pekan ke-31 Liga 1 2023-2024 .
Hasil itu menjadi kekalahan paling telak yang pernah dialami Persik di era Liga 1 Indonesia.
Dikri Yusron, sang penjaga gawang berusia 29 tahun, menjadi bulan-bulanan di media sosial dan menghadapi tekanan yang luar biasa dari suporter.
Bahkan, tekanan tersebut sampai menyasar keluarganya. Rasa kecewa dan amarah kembali diperlihatkan suporter dalam pertandingan pekan ke-32 melawan Persita Tangerang, Sabtu (20/4/2024) di Stadion Brawijaya, Kediri.
Pada laga tersebut Dikri Yusron masuk pada menit ke-65 menggantikan Miswar Saputra. Saat memasuki lapangan, ia disambut cibiran dan teriakan dari sebagian suporter yang hadir langsung di Stadion Brawijaya Kediri.
Pemandangan tersebut membuat pelatih Persik, Marcelo Rospide, merasa emosional.
Ia menegaskan sepak bola adalah pertandingan yang tidak dapat diprediksi. Ada kalanya pertandingan tidak berakhir seperti yang diharapkan.
Ia menegaskan tidak ada pemain maupun pelatih yang bertanding untuk kalah.
“Dia bukan hanya sebagai seorang profesional, tapi bagaimana dia menjadi seorang ayah dan laki-laki," kata Marcelo Rospide soal pemainnya, Dikri Yusron.
"Persik tidak pernah main untuk kalah, selalu memberikan yang terbaik. Di mana sepak bola yang menjadi tujuan kita,” ujar pelatih asal Basil itu.
“Tetapi seluruh pemain sudah berjuang semaksimal mungkin sampai di titik terakhirnya. Saya berharap respek dari seluruh pihak, bahwasannya tim butuh dukungan dari suporter.”
“Saya minta maaf konferensi pers ini sangat emosional,” ucapnya.
Menurut Marcelo Rospide seluruh tim bertanggung jawab atas hasil pertandingan, termasuk dirinya sebagai juru taktik.
Untuk itu, ia merasa keberatan jika Dikri Yusron dijadikan kambing hitam atas hasil kurang maksimal Persik.
Ia pun meminta suporter Persik berhenti untuk menghujat pemainnya
“Tim akan berjuang menjaga nama baik Kediri. Dengan terus berlatih mempersiapkan sampai pertandingan,” kata pelatih berkacamata itu meyakinkan.
“Sekali lagi kita butuh dukungan dari suporter. Pemain sudah menunjukkan yang terbaik,” tuturnya menutup.
Sementara itu, pemain asing Persik, Ze Valente, turut merasa iba atas kejadian yang menimpa Dikri Yusron.
Menurutnya, selama membela tim, Dikri Yusron telah menunjukkan karakter dan profesionalisme.
"Tetapi Yusron telah menunjukkan karakter dia sepanjang pertandingan. Yusron bermain sangat baik saat melawan Persita Tangerang. Dia membuat tiga penyelamatan dan itu sangat membantu," ujar pemain asal Portugal itu.
Ze Valente mengingatkan bahwa sebelumnya Dikri juga telah banyak membantu tim
"Saya sangat sedih mengetahui ada hal-hal di luar sepak bola yang terjadi dengan Yusron, di mana ada hal yang mengganggu keluarga Yusron. Sebagai seorang rekan satu tim, kita tidak menginginkan hal tersebut," tutur Ze Valente.
"Sekali lagi ke depan para pemain akan berjuang lebih baik lagi. Berlatih bersama-sama, termasuk Yusron, berharap ke depan lebih baik lagi," ucap Ze Valente.
https://bola.kompas.com/read/2024/04/22/16300018/persik-dituding-match-fixing-pelatih-tegaskan-tak-pernah-main-untuk-kalah