Kata Arrigo Sachhi Soal Tiga Penyesalan Milan: Calhanoglu, De Ketelaere, dan Diaz

KOMPAS.com - Legenda AC Milan, Arrigo Sachi, memberikan analisisnya soal performa Charles de Ketelaere, Brahim Diaz, dan Hakan Calhanoglu yang memukau setelah meninggalkan kubu San Siro.

Arrigo Sachi mengutarakan soal "tiga penyesalan" Milan dalam kolom terkininya di Gazzetta dello Sport.

"Keajaiban Brahim Diaz dengan seragam Real Madrid di Liga Champions, perkembangan konstan De Ketelaere bersama Atalanta, peran Calhanoglu yang semakin menentukan bagi pemuncak klasemen, Inter, merupakan tiga alasan penyesalan bagi Milan, tak perlu diragukan lagi,"

"Mereka adalah para pemain Rossoneri yang karena satu dan lain hal, hengkang, dari San Siro."

Pertama, Sacchi membahas soal Brahim Diaz yang menghabiskan tiga musim bersama Milan dengan status peminjaman dari Real Madrid antara 2020 dan 2023.

Bagi Sacchi, persoalan terkait Diaz relatif sederhana. Apalagi, ia telah berbicara dengan pelatih Carlo Ancelotti terkait sang pemain.

Jika Real Madrid meminjamkan seorang pemain dan melihat bahwa ia berkembang dan dapat berguna bagi mereka, maka masuk akal jika mereka mengambilnya kembali," tutur Sacchi.

"Ancelotti menjelaskan kepada saya bahwa di Italia ia telah berkembang pesat, juga dari segi fisik: itu berarti Milan telah melatihnya dengan baik."

Topik kemudian bergeser ke Charles De Ketelaere, perjudian besar Paolo Maldini yang gagal menemukan kakinya bersama Milan musim lalu di mana ia hanya memnbuat satu assist dari 40 penampilan di semua kompetisi.

Dipinjamkan Milan ke Atalanta dengan opsi pembelian permanen, De Ketelaere membara bersama kubu Bergamo tersebut.

Dirinya membuat 10 gol dan 7 assist dari hanya 27 laga di semua kompetisi.

"De Ketelaere berbeda (dari Diaz). Dirinya bermain sangat impresif bersama Atalanta setelah musim sulit bersama Rossoneri," tulisnya melanjutkan.

"Ini berarti Maldini benar: ia menginginkannya dengan segala cara dan menganggapnya sebagai seorang calon juara," tutur Sacchi lagi.

"Faktanya adalah Anda harus bersabar dengan pemain asing, dan sebaliknya, kami, orang Italia, selalu menuntut yang terbaik tanpa memberi mereka waktu untuk berintegrasi."

Terakhir, Sacchi juga membahas perihal Hakan Calhanoglu yang meninggalkan Milan untuk pergi ke Inter dengan status bebas transfer tiga tahun lalu.

Sang gelandang asal Turki menemukan tajinya kembali sebagai seorang regista, atau pengatur serangan dari posisi mendalam.

"Ini adalah penyesalan nyata, mungkin yang terbesar," tulis Sacchi melanjutkan.

"Dia membuktikan diri sebagai seorang direktur (permainan) dengan level tertinggi."

"Di Milan ia bermain sebagai seorang gelandang serang, di Inter ia berperan sebagai seorang point guard dan menjadi pusat dari setiap manuver."

"Ia memiliki kepribadian, visi permainan dan tendangan yang akurat dan kuat. Ya, bagi Milan, ia akan masuk ke dalam daftar penyesalan."