Singo Edan Masih Loyo, Iwan Budianto Marah Besar

KOMPAS.com - Arema FC terus bekerja keras dan bertekad untuk keluar dari zona degradasi. Namun hingga pekan ke-24 tim masih belum beranjak dari posisi ke-16 dengan perolehan 21 poin.

Apalagi pada laga terakhir, tim mengalami kekalahan telak dari PSIS Semarang dengan skor 1-4 yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, beberapa waktu lalu.

Hasil itu membuat CEO Arema FC, Iwan Budianto tidak bisa membendung lagi rasa kecewanya.

Beredar kabar usai laga ia langsung mengadakan meeting mendadak usai pertandingan.

Rapat dilakukan terpisah antara manajemen, pelatih dan pemain.

Berdasarkan sumber internal, orang nomor satu di Arema FC itu marah besar melampiaskan rasa kecewanya. Maklum ia sudah totalitas memberikan segalanya tapi tim malah menunjukan progres yang tidak memuaskan.

"Pastilah marah kepada tim. Sudah mengeluarkan uang banyak," kata sumber internal klub kepada Kompas.com.

Kekecewaan IB, sapaan Iwan Budianto, sudah terlihat sejak pertandingan berlangsung secara khusus mendampingi Dendi Santoso dkk di bench pemain.

Di awal pertandingan wajahnya cukup tenang dan terlihat optimis. Namun raut wajahnya berubah saat tim kebobolan dua gol di babak pertama.

Ia duduk bersandar bersilang tangan sambil memandang ke arah lapangan.

Sesekali kedua tangannya terangkat sampai bagian belakang kursi bench.

Mengisyaratkan ia tidak habis pikir dengan apa yang disaksikannya di dalam lapangan.

Usai laga pekan ke-24 tim kembali ke Malang dan diliburkan. Setelah itu tim akan kembali menjalankan latihan kembali, Jumat (9/2/2024) sore.

Sehingga kemarahan Iwan Budianto tidak begitu mengherankan melihat kondisi Arema FC yang mengkhawatirkan.

Tim kebangaan Aremania itu tidak pernah beranjak dari zona degradasi sejak pekan ke-3. Dari 24 pertandingan yang dijalani hanya lima yang berhasil dimenangkan, enam lainnya seri dan 13 sisanya kalah.

Saat ini tim terpaut lima poin dari Persita Tangerang dan enam poin dari PSS Sleman. Dengan sembilan laga tersisa tentu Arema FC harus melakukan percepatan untuk bangkit dan menyelamatkan diri dari ancaman degradasi.