Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Dokter Gadungan Ingatkan Banyak Titik Lemah Olahraga Indonesia

KOMPAS.com - Kepala Divisi Medical & Health APPI, dr. Donny Kurniawan, Sp.KO, angkat bicara terkait kasus dokter gadungan yang menjadi pembicaraan hangat di sepak bola Indonesia beberapa hari ini.

Hal ini menjadi bukti lemahnya sistem administrasi di lingkungan olahraga.

Ia berharap hal tersebut dapat menjadi pelajaran untuk memperketat kembali sistem memilih sumber daya manusia yang mendukung sepak bola, khususnya tim medis.

"Hal ini berkaitan dengan ketidakjelasan regulasi izin praktik medis di tim olahraga," katanya kepada Kompas.com, Kamis (1/2/2024).

Menurut dia, pemilihan dokter spesialis olahraga memang butuh ketelitian lebih karena dokter spesialis olahraga yang terjun langsung sebagai dokter klub umumnya tidak memiliki surat izin praktik.

Mereka biasa masuk masuk sebagai independen profesional dengan dokumen-dokumen yang dimiliki.

"Dokter tim di Indonesia tidak mungkin bekerja penuh waktu. Jika bekerja penuh waktu, berarti dia tidak memiliki surat izin praktik (SIP), kecuali klubnya memiliki klinik resmi," ujar dr. Donny Kurniawan, Sp.KO.

Hal itu menjadi celah yang biasa dimanfaatkan oleh oknum-oknum dokter gadungan untuk bisa masuk ke dalam klub.

Terlebih lagi, kondisi diperburuk dengan lengahnya pihak klub yang biasanya kurang teliti dalam melakukan pengecekan dokumen-dokumen administrasi.

Bahkan, ada juga yang menjadikan dokumen administrasi sebagai formalitas saja.

"Yang saya ketahui, tidak ada regulasi mengenai surat izin praktik dokter di klub olahraga. Klub hanya meminta ijazah dan surat tanda registrasi (STR) saja, yang mungkin keasliannya tidak dicek dahulu, demi kenyamanan pribadi," katanya.

Kurangnya perhatian klub dalam memverifikasi dokumen administrasi dokter tim juga dipengaruhi oleh kesadaran pribadi. Masih banyak yang menganggap dokter tim ini hanya sekadar pelengkap untuk memenuhi regulasi.

Padahal, jika ditelaah lebih dalam, kehadiran dokter-dokter ini memiliki peran yang sangat vital untuk menjamin keselamatan pemain.

Jika semua pihak menyadari pentingnya peran dokter dalam sebuah klub, diyakini akan lebih hati-hati dalam memilih dan menyeleksi.

"Klub olahraga harus memahami bahwa keberadaan tim medis ini adalah keharusan, bukan hanya 'yang penting ada'," ucap dr. Donny. 

"Klub wajib menghormati regulasi medis dan mematuhinya, tanpa harus menunggu munculnya isu baru untuk bereaksi. Kita tidak boleh mengizinkan klub, terutama timnas, untuk terus kecolongan," katanya.

Selain itu salah satu celah yang tidak kalah cukup menjadi perhatiannya dr. Donny Kurniawan, Sp.KO adalah kehadiran dokter-dokter asing atau staf medis asing.

Sebab, proses verifikasi administrasinya tentu membutuhkan usaha yang lebih ekstra daripada tim-tim medis lokal.

"Yang harus diawasi juga adalah penggunaan tenaga medis asing yang dibawa oleh pelatih asing. Contohnya, yang paling sering adalah fisioterapis. Yang paling menyedihkan adalah ketika klub juga terlibat dalam upaya menutupi informasi," tuturnya.

Pria lulusan Spesialis Kedokteran Olahraga Universitas Indonesia ini pun memberikan beberapa tips untuk meminimalisasi jika terjadi kesalahan dalam memilih dokter.

Salah satunya dengan memilih dokter dengan latar belakang dan rekam kerja yang jelas.

Selain itu, klub juga bisa mengonfirmasi kepada lembaga yang bekerja mengenai kinerja dan kredibilitas sang dokter.

Dr. Donny Kurniawan, Sp.KO menceritakan pengalaman pribadinya saat bergabung dengan tim klub Liga 1 Indonesia.

Ia menjalin kerjasama dengan rumah sakit tempat sehari-seharinya bekerja untuk bekerja sama dengan klub sehingga memudahkan dalam hal rujukan dll.

"Ada juga dokter dari klub yang berasal dari daerah, yang merupakan dokter di RSUD dan bekerja paruh waktu di klub," kata mantan dokter Persija Jakarta itu.

Masalah dokter gadungan ini kembali mengemuka setelah tertangkapnya Elwizan Aminuddin.

Dia dokter gadungan yang pernah bekerja di sejumlah klub besar Liga Indonesia dan timnas Indonesia U19. Terakhir kedoknya diketahui saat bergabung dengan klub sepak PSS Sleman.

Setelah dalam pencarian dua tahun, dia ditangkap di Cibodas pada Rabu (24/1/2024) lalu.

Dalam melancarkan aksinya, ia bermodalkan ijazah palsu melamar ke tim-tim sepak bola yang bermain di Liga Indonesia. IJazah palsu tersebut didapatkan dari mengunduh di internet dan mengeditnya.

https://bola.kompas.com/read/2024/02/01/15380658/kasus-dokter-gadungan-ingatkan-banyak-titik-lemah-olahraga-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke