Jordan Henderson Hengkang dari Arab Saudi, Bergabung ke Ajax dengan Reputasi Telah Rusak

KOMPAS.com - Gelandang timnas Inggris, Jordan Henderson, hanya bertahan enam bulan di Liga Arab Saudi. Dirinya kini resmi meninggalkan Al-Ettifaq untuk bergabung bersama Ajax Amsterdam di Liga Belanda.

Kepindahan Jordan Henderson ke Ajax Amsterdam dipastikan pada Jumat (19/1/2024) dini hari WIB.

Sang gelandang menandatangani kontrak dua setengah tahun bersama 36 kali juara Liga Belanda tersebut.

Manajer Ajax, John van 't Schip, mengungkapkan alasan pihaknya mendatangkan eks kapten Liverpool tersebut.

"Kami menginginkan seorang gelandang berpengalaman dengan kualitas pemimpin," ujarnya di situs resmi klub.

"Sebagian karena cedera dalam tim, kami mencari seseorang yang bisa langsung masuk. Jordan Henderson adalah tipe pemain seperti itu."

Henderson meninggalkan Al-Ettifaq setelah hanya enam bulan dari kontrak tiga tahun senilai 700 ribu pound per pekan yang ia tandatangani setelah meninggalkan Liverpool pada Juli.

"Ini bukanlah keputusan mudah, namun saya rasa ini adalah yang terbaik bagi saya dan keluarga," ujarnya mengenai kepergian dari Arab Saudi.

"Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih kepada klub dan para penggemar atas semua dukungan selama di sini. Saya benar-benar merasakan cinta sejak hari pertama."

"Saya akan terus menonton dan berharap untuk kesuksesan Anda. Semoga sukses untuk masa depan."

Tak lama setelah kepergian Henderson dipastikan, mantan kapten Liverpool, Steven Gerrard, memperpanjang kontraknya sebagai manajer Al-Ettifaq hingga 2027.

Henderson pun kini mengaku tak sabar untuk memulai kariernya di Belanda.

"Mengenakan seragam Ajax untuk pertama kalinya akan sangat spesial dan saya tidak sabar menunggu hal itu terjadi," ujarnya dalam sebuah wawancara bersama kubu Amsterdam tersebut.

"Begitu saya tahu bahwa ada kesempatan [untuk pindah ke sini], saya sangat gembira dan sangat senang bahwa kesempatan ini ada untuk saya."

Kendati singkat, penulis senior BBC Phil McNulty mengutarakan bahwa waktu Henderson di Arab Saudi telah merusak nama Henderson di Inggris.

"Kedatangan Henderson dirancang untuk menjadi simbol bersinar dari momentum tak terbendung Saudi dalam olahraga ini, menyusul kedatangan bintang-bintang lain seperti Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema," tulisnya.

"Namun, ia bahkan tak dapat bertahan satu musim penuh di Arab Saudi."

"Enam bulan terakhir telah merusak reputasi Henderson, terutama karena komitmennya terhadap perjuangan LGBTQ+ yang sebelumnya ia perjuangkan."

"Keluarnya Henderson juga telah merusak citra Saudi Pro League di mata dunia, sesuatu yang tidak bisa diterima di awal kebangkitannya."

"Apalagi, negara tersebut bertekad untuk menggunakan liganya sebagai landasan peluncuran dalam upaya mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034."