Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Pelatih Asal Jepang Kaget Lihat Sepak Bola Indonesia

Tidak hanya di kompetisi resmi Liga 1 2023-2024, tetapi juga saat turnamen hingga muncul istilah "Guling-guling FC".

Pelatih asal Jepang, Atsushi Yanagisawa, kaget melihat pemain Indonesia berguling-guling di lapangan untuk mengulur waktu.

Ia semakin kaget karena wasit Indonesia membiarkan pemandangan tersebut terjadi.

Pengalaman tersebut didapat selama dia bersama klub Kashima Antlers mengikuti turnamen International Youth Championship (IYC) 2023 yang diselenggarakan di Pulau Dewata Bali, Indonesia.

Hal itu disayangkan karena sebenarnya pemain-pemain muda Indonesia punya potensi, bahkan beberapa menarik perhatiannya.

"Jujur sangat kecewa dengan jalannya pertandingan. Utamanya dari lawan kami, Bhayangkara, yang terlalu banyak mengulur-ngulur waktu pada saat mereka unggul dari kami," ucapnya.

Ketidaktegasan wasit dalam yang mempimpin pertandingan juga membuatnya semakin heran.

Wasit seakan menormalisasi hal tersebut dengan memberikan waktu pemain untuk mengulur-ulur waktu.

"Kekurangan dari wasit dalam mengambil tindakan entah sengaja atau tidak sengaja, jadi pertandingan tidak bisa berjalan dengan semestinya," kata Atsushi Yanagisawa.

"Dari satu babak itu yang seharusnya bisa kami mainkan selama 45 menit, tetapi menurut penilaian kami pertandingannya hanya berjalan selama 25 menit, jadi sisanya hanya untuk berguling-guling dan mengulur-ngulur waktu," katanya.

"Itu membuat kami tidak bisa memaksimalkan strategi yang kami terapkan selama ini," ujarnya.

Ia menegaskan hal semacam ini tidak pernah diajarkan di Jepang sehingga terkejut melihat pemain muda Indonesia memperagakan hal yang dianggap menyalahi semangat sportivitas tersebut.

"Saya sangat kaget dengan cara bermain tadi, entah itu memang cedera atau memang hanya pura-pura karena selama ini di Jepang tidak ada yang seperti itu," katanya.

Bahkan, ia menilai kebiasaan seperti ini akan membuat sepak bola Indonesia sulit maju dan berkembang.

"Untuk ke depannya, marilah kita bermain dengan sportif, kalau memang tidak parah sekali jangan sampai kita pura-pura sakit atau bagaimana. Karena dengan bermain sportif, otomatis sepak bola Indonesia akan semakin maju," katanya.

Terlepas dari pengalaman yang kurang menyenangkan tersebut pelatih 46 tahun itu mengaku sangat senang bisa berpartisipasi di turnamen internasional yang diselenggarakan di Indonesia.

Selain bisa bertemu dengan tim besar Barcelona U18 dan Real Madrid U18, ia juga mendapatkan banyak pengalaman baru tentang sepak bola Indonesia.

Menurut dia, kekuatan terbesar sepak bola Indonesia adalah antusias masyarakatnya yang sangat tinggi. Selain itu, masyarakat Indonesia juga sangat ramah.

Kesan positif tersebut membuatnya senang menjadi jembatan antara sepak bola Jepang dan Indonesia pada masa depan.

"Bukan karena hanya soal sepak bola saja, melainkan Jepang dan Indonesia juga memiliki perbedaan budaya adat dan istiadat. Saya tertarik dengan adat istiadat yang ada di Bali, jadi saya tertarik untuk lebih mengenal budaya di Bali dan Indonesia," tutur Atsushi Yanagisawa.

"Jadi, saya siap mentransfer pemain jika memang ada klub-klub Indonesia yang menginginkannya," katanya.

"Karena kita sama-sama negara Asia, saya ingin membangun, khususnya sepak bola Indonesia agar ke depan menjadi lebih modern dan lebih maju di ranking FIFA," katanya.

https://bola.kompas.com/read/2023/08/16/10000018/alasan-pelatih-asal-jepang-kaget-lihat-sepak-bola-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke