KOMPAS.com - Gary Neville menyerukan agar Premier League menghentikan transfer pemain ke Liga Arab Saudi demi menjaga integritas kompetisi.
Namun, pendapat eks Manchester United itu dianggap tak berkaca ke apa yang telah dilakukan Liga Inggris sendiri.
Neville mengkritik Liga Arab Saudi di tengah perpindahan sejumlah pemain Premier League ke negeri Teluk tersebut.
Cristiano Ronaldo menjadi pelopor setelah pindah ke Arab Saudi dari Manchester United musim lalu.
Karim Benzema dan juga N'Golo Kante telah menyusul CR7 awal musim panas ini.
Berikutnya, kapten Wolves, Ruben Neves, ditebus oleh Al Hilal dengan harga 47 juta pound.
Setelah ini, berita transfer juga belum berputar dengan potensi kepindahan trio Chelsea: Kiper Edouard Mendy dan penyerang Hakim Ziyech serta Pierre-Emerick Aubameyang ke negara sama.
Hal ini membuat Neville gerah.
"Premier League harus melakukan embargo instan ke Arab Saudi untuk memastikan integritas sepak bola tak rusak," ujar Neville kepada BBC Sports.
"Cek harus dilakukan untuk melihat kepantasan transaksi-transaksi."
Neville berbicara spesifik soal kepemilikan Public Investment Fund (PIF) atau dana investasi negara Arab Saudi ke empat klub Liga Arab Saudi, termasuk kubu Ronaldo, Al Nassr.
PIF merupakan anggota konsorium pembeli Newcastle United dan ada ketidakpastian mengenai investasi PIF di perusahaan induk Chelsea, firma investasi privat Clearlake Capital.
"Saya percaya, pada momen ini, transfer-transfer harus dihentikan sebelum Anda melihat struktur kepemilikan di Chelsea dan apakah ada perjanjian transfer yang tak pantas," tuturnya.
Namun, pendapat Neville ini mendapat kritik dari banyak netizen sepak bola.
Salah satu pembaca di akun Instagram ESPN UK yang mengunggah komentar Neville mengutarakan bahwa Neville seharusnya berkaca.
"Premier League telah melakukan ini dengan banyak liga lebih lemah sebelumnya," tulis user bernama Ingy Elmahdy tersebut.
"Para pemain ini tak dipaksa bermain di sana. Mereka mengincar uangnya dan bermain di sana."
Sementara, seorang pembaca dari Amerika Latin mengutarakan hal serupa.
"Pemain-peman terbaik kami dijual ke klub Eropa dengan menandatangani prakontrak saat mereka berusia 16-17 tahun. Anda hanya merasakan sendiri perbuatan klub-klub Anda."
"Premier League telah belanja besar untuk mendatangkan pemain-pemain terbaik dalam satu dekade terakhir," tutur user Juntin Hurwitz.
"Perbedaannya sekarang adalah ini adalah negara yang melakukannya bukan miliarder invidiual seperti Abramovich, Glazers, Kroenke."
Sementara, user Craig Honeyman di Twitter berujar hal sama.
"Dengan logika ini, LaLiga, Serie A, Bundesliga, dan Ligue 1 seharusnya stop menjual pemain-pemain ke Premier League untuk memastikan integritas kompetisi Eropa tak rusak," cuitnya.
https://bola.kompas.com/read/2023/06/22/08100058/kritik-gary-neville-ke-arab-saudi-dianggap-lupa-berkaca