Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, saat meninjau arena FIFA Matchday Indonesia vs Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (6/6/2023) pagi.
Ia menyinggung sikap Indonesia terhadap kondisi dan situasi konflik yang terus berkecamuk di Palestina.
Indonesia mendukung setiap upaya bangsa lain untuk merdeka dari belenggu penindasan sebuah negara.
“Memang tentu kepercayaan daripada Indonesia dari dulu bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa,” ucap Erick Thohir.
“Jadi, Insya Allah ini pertandingan yang sakral yang baik, tidak hanya penting untuk timnas meraih poin,” tutur Erick Thohir menambahkan.
Seperti diketahui, Palestina terlibat konflik berkepanjangan dengan Israel sejak akhir Perang Dunia I lalu, tepatnya sejak 1917 terkait sengketa wilayah bangsa Yahudi Israel dengan bangsa Arab Palestina.
Kedua negara sering terlibat konflik mulai dari penyerobotan wilayah, perebutan Jalur Gaza, hingga saling klaim Masjid Al Aqsa.
Situasi inilah yang kemudian mengundang atensi publik internasional tak terkecuali Indonesia. Sebab, konflik dua negara itu telah merenggut banyak korban jiwa.
Indonesia selalu mendukung upaya kemerdekaan Palestina, baik secara politik maupun non-politik.
Salah satu bentuk dukungan Indonesia terwujud melalui sepak bola. Sejumlah uji coba yang digelar Indonesia dengan Palestina merupakan salah satu upaya agar negara tersebut mendapat pengakuan dunia internasional.
Laga FIFA Matchday melawan Palestina ini juga mempertegas persahabatan Indonesia dengan Palestina.
Tercatat, sebelumnya sudah dua kali timnas Indonesia menggelar laga uji coba melawan Palestina.
Pertemuan pertama terjadi pada 2011 lalu, saat timnas Indonesia dilatih pelatih asal Belanda, Wim Rijsbergen. Kala itu, laga berakhir dengan skor 4-1 buat kemenangan Indonesia.
Setahun berselang, kedua tim kembali bertemu tepatnya pada 22 Mei 2012, dalam ajang Piala Al Nakba di Hebron, Palestina.
Timnas Indonesia yang dilatih Nil Maizar takluk dengan skor tipis 1-2.
https://bola.kompas.com/read/2023/06/06/23300078/indonesia-vs-palestina--laga-sakral-bukan-sekadar-fifa-matchday