Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sering Kritik Wasit, Pelatih PSM Makassar Jelaskan Konsekuensi

KOMPAS.com - Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares dikenal sebagai pelatih yang kerap melayangkan kritik terhadap wasit.

Sepanjang gelaran Liga 1 2022-2023 hampir setiap pertandingan ia meluapkan kekecewaan terhadap kualitas pengadil lapangan.

Hampir semua aspek kepemimpinan wasit disinggung. Mulai dari penerapan rule of the game, kejelian hakim garis dalam menentukan offside, keputusan kontroversial, ketegasan pengambilan keputusan sampai masalah pembantu wasit di samping gawang dirasa tidak efektif.

Saat melayangkan kritik pun pelatih asal Portugal itu tidak pandang bulu. Baik saat tim menang atau kalah tetap melayangkan kritik.

Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk perubahan yang nyata.

Ia menegaskan wasit punya tanggung jawab besar pada pertandingan seperti halnya pemain dan pelatih yang dituntut konsekuensi yang sama.

“Misalkan pelatih tidak memberikan performa yang bagus terhadap klub, out pergi dari klub. Pemain juga sama, ada konsekuensi. Tapi dengan wasit saya tidak tau apa yg mereka lakukan,” ujar Bernardo Tavares.

“Kami di sini sebagai profesional pelatih, pemain akan punya konsekuensi tersebut. Dipertandingan kita banyak wasit melakukan kesalahan. Saya tidak ada masalah dengan wasit asalkan wasit melakukan aturan yang sama kepada dua tim yang bertanding,” tegasnya.

Ia menegaskan tidak bermaksud mendiskreditkan wasit Liga 1 Indonesia.

Hanya saja apa yang terjadi di dalam lapangan membuatnya merasa harus ada yang bersuara.

Supaya keteledoran, kesalahan dan kontroversi yang ada tidak dinormalisasi.

“Saya mencoba ingin mempercayai wasit setiap pertandingan, berharap wasit melakukan performa yang bagus tapi apa yang terjadi dan dilakukan, kadang2 saya geleng2 kepala dengan keputusannya,” terangnya.

Bernardo Tavares sendiri menyadari wajar manusia bisa berbuat salah.

Begitu pula wasit dalam sebuah pertandingan. Namun jika kesalahan tersebut dilakukan sepanjang pertandingan maka itu bukanlah sebuah kewajaran.

“Ibaratnya seperti kita punya anak di sekolah dia bully satu kali ditendang mungkin tidak apa-apa, tapi 2 kali 3 kali apakah kalian apakah diam? Tidak, kita harus bicara untuk kebaikan bersama,” pungkas pelatih berusia 42 tahun tersebut.

https://bola.kompas.com/read/2023/03/11/14000058/sering-kritik-wasit-pelatih-psm-makassar-jelaskan-konsekuensi-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke