Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penebusan Di Maria Setelah "Final yang Hilang" pada Piala Dunia 2014

KOMPAS.com - Akhir indah timnas Argentina di Piala Dunia 2022 bukan hanya bagi Lionel Messi seorang. Angel Di Maria juga mendapatkan penebusan setelah "final yang hilang" pada 2014.

Timnas Argentina mengakhiri puasa 36 tahun untuk gelar Piala Dunia setelah melewati pertandingan fantastis kala menghadapi timnas Perancis di Stadion Lusail, Senin (19/12/2022) dini hari WIB.

Pertandingan yang berakhir 3-3 pada waktu normal tersebut akhirnya harus ditentukan lewat babak adu penalti.

Tim Tango menang 4-2 di babak adu ketangkasan itu.

Pemain berusia 34 tahun tersebut berperan besar sepanjang 64 menit ia berada di lapangan.

Sang pemain yang hanya baru merumput sembilan menit di babak fase gugur Piala Dunia 2022 karena alasan kebugaran tersebut memenangkan penalti untuk gol pertama Argentina yang dicetak Lionel Messi.

Ia lalu membukukan gol sendiri setelah transisi cepat timnya untuk menggandakan keunggulan Tim Tango pada menit ke-36.

Pemain kelahiran Rosario tersebut lagi-lagi unjuk gigi di partai pemuncak.

Sebelum laga final ini, Di Maria juga mencetak gol di Finalissima kontra Italia dan final Copa America 2021.

Dia juga mencetak gol tunggal kemenangan Argentina pada laga medali emas Olimpiade 2008 kontra Nigeria.

Di Maria menjadi pemain Argentina pertama yang mencetak gol di final Piala Dunia dan final Copa America.

Bagi Di Maria, keberhasilan membawa pulang trofi Piala Dunia dari Qatar menutup pedih yang ia rasakan di final Piala Dunia 2014.

Ia merupakan satu-satunya anggota tim yang selamat dari timnas Argentina angkatan 2014 tersebut selain Lionel Messi.

Di Maria gagal tampil pada laga pemuncak kontra Jerman di Stadion Maracana ketika itu setelah ia menderita sobek otot paha di partai perempat final.

Di Maria hanya bisa bermain hingga semifinal karena injeksi pemati rasa.

"Saya hanya ingin menjuarai Piala Dunia. Jika Anda memanggil, saya akan bermain hingga saya patah," tutur Argentina kepada pelatih Alejandro Sabella pada pagi hari sebelum laga final, seperti yang ia ceritakan kepada The Players Tribune.

Namun, Federasi Argentina telah mendapat surat dari Real Madrid, klubnya ketika itu, yang menasihati dokter tim Daniel Martinez agar sang pemain tak dimainkan di final karena kondisinya.

Apalagi, Real Madrid berniat melepas Di Maria sehingga mereka tak ingin sang pemain mengalami pemburukan kondisi cedera.

Sabella akhirnya tak memilih Di Maria untuk menjadi starter di partai pemuncak kontra Jerman.

Hal ini tak mencegah Di Maria tetap menyuntikkan obat pemati rasa lagi sebelum laga dan pada babak kedua agar siap jika namanya disebut sang pelatih.

"Namun, panggilan itu tak pernah datang," tulisnya lagi. "Kami kalah 0-1 di final Piala Dunia dan saya tak bisa mengendalikan apa-apa."

Kini, perjuangan anak penjual arang dari Rosario tersebut berhasil membalas final 2014 di mana ia begitu tak berdaya.

Kemenangan ini tentu mengangkat kembali kisah perjuangan Di Maria sejak kecil di mana dia diperbantunkan di bisnis arang keluarganya, membungkus kantong-kantong arang sebanyak 3 kg, 5 kg, dan 25 kg.

Ia bahkan harus menjelaskan kepada salah satu pelatih di tim juniornya di Rosario Central kenapa datang ke latihan dengan kaki berwarna hitam setelah membantu pekerjaan di rumah.

Angel Di Maria pun tak pernah lupa daerah asalnya.

Sang ibu mengatakan bahwa pemain yang kini membela Juventus di Serie A tersebut telah berjanji untuk kembali ke klub pertamanya sebelum pensiun.

Sekarang, ia akan pulang kampung dengan medali juara dunia di pegangannya.

https://bola.kompas.com/read/2022/12/19/06000078/penebusan-di-maria-setelah-final-yang-hilang-pada-piala-dunia-2014

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke