Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketum PSSI: Panpel Bersalah dalam Kerusuhan Kanjuruhan

KOMPAS.com - Hasil sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memutuskan Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Arema FC bersalah.

Ketua Panpel Abdul Haris bahkan dihukum seumur hidup tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menjelaskan bahwa ada banyak bukti di lapangan yang menunjukkan kelalaian panpel. Oleh sebab itu, hukuman berat tidak bisa dihindarkan.

“Sejak setelah kerusuhan itu kami mendalami soal panpel dan keamanan di dalam stadion. Yang jelas panpel bersalah,” tegasnya.

Fakta yang ditemukan di lapangan adalah terdapat lampu yang putus. Menurut Mochamad Iriawan, hal ini jadi salah satu bukti kelalaian panpel, padahal pertandingan digelar di malam hari.

Hal mencolok lainnya dari kerusuhan itu tidak dibukanya gerbang setelah pertandingan selesai.

Alhasil, banyak penonton yang hendak keluar untuk menghindari gas air mata terjebak di dalam.

“Mereka tidak bisa antisipasi gerbang dan ada lampu yang putus. Padahal, itu tidak boleh terjadi,” ujar pria yang biasa disapa Iwan Bule.

Gerbang yang tidak dibuka itu memang sempat memberikan suasana mencekam.

Puluhan sampai ratusan orang terimpit di pintu keluar lantaran gerbang berbahan besi itu tidak dibuka.

Sementara itu, kondisi di dalam lapangan tidak terkendali. Gas air mata yang dilempar aparat keamanan terus mengepul membuat banyak penonton jadi korban efek gas tersebut.

Penonton yang terimpit di pintu keluar itu pun terpaksa menjebol rooster sebagai satu-satunya jalan keluar.

“Kalau saya kembali ke football family dan rule of the game, yang ada di dalam lapangan sesuai dengan kewenangan PSSI, yaitu mencari panpelnya,” kata pria berusia 60 tahun.

“Seandainya pintu itu dibuka oleh panpel sekitar sepuluh menit sebelum kejadian, mungkin saja tidak akan separah ini,” imbuhnya.

Atas dasar itu, PSSI melalui Komdis berani mengambil tindakan tegas. Namun, hukuman tersebut belum termasuk dari kepolisian.

“Kalau saya intinya tidak keluar dari rule of the game. Kalau polisi menerapkan hukuman positif sedangkan kami akan menerapkan hukuman sepak bola, yaitu dengan seumur hidup tidak berkecimpung lagi di sepak bola. Habis sudah kariernya,” pungkasnya.

https://bola.kompas.com/read/2022/10/05/05000088/ketum-pssi-panpel-bersalah-dalam-kerusuhan-kanjuruhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke