KOMPAS.com - Mantan bocah ajaib Brasil Luiz Marcelo Morais dos Reis atau yang biasa disapa Lulinha mengukir cerita manis di Liga 1 Indonesia.
Ia menjelma jadi salah satu penyerang papan atas yang disegani di Indonesia.
Pemain kelahiran Maua, Brasil, itu pernah menjadi bintang Timnas Brasil U17 pada 2007 silam.
Ia turut membawa Tim Samba menjadi kampiun Copa America U17 2007 dan menggondol gelar top skor dengan 12 gol.
Penampilan apik membuatnya digadang-gadang menjadi pemain masa depan Brasil menggantikan Ronaldinho.
Lulinha pun sempat mendapatkan perhatian para raksasa Eropa. Salah satunya adalah Chelsea yang menunjukan minat besar untuk mendapatkan tanda tangannya.
Namun, saat itu ia lebih memilih bertahan di klubnya Corinthians yang memberi kontrak jangka panjang. Keputusan tersebut menjadi anti klimaks untuknya.
Ambisi membuktikan diri di negeri sendiri terlebih dahulu tidak berjalan sesuai ekspektasi. Ia kemudian diping-pong sebagai pemain pinjaman.
Pada tahun 2016 ia memutuskan memulai petualangannya di Liga Korea Selatan bersama Pohang Steelers.
Selama satu musim, ia main 52 kali dengan 19 gol dan enam assist. Ia juga pernah mencicipi Liga Uni Emirat Arab bersama Sharjah, dua musim di Liga Siprus bersama Pafos.
Terakhir pada tahun 2021, ia bermain di kasta kedua Liga Jepang bersama Jubilo Iwata dan Monte Yamagata.
Bersama dua klub tersebut Lulinha menorehkan 36 pertandingan, 12 gol dan enam assist.
Bersama Madura United kini, pemain bernomor punggung 11 itu tampil impresif dengan raihan enam gol dari tujuh pertandingan.
Perolehan tersebut membuatnya bertengger di daftar top skor sementara Liga 1 2022-2023 di bawah David da Silva (9 gol), Matheus Pato (9 gol) dan Ilija Spasojevic (7 gol).
Keputusannya untuk hijrah ke Indonesia pun bukan sebuah kebetulan.
Ia mengakui memang punya keinginan berkarir di Liga Indonesia setelah mendengar kesuksesan pesepak bola Brasil di Tanah Air.
Karenanya, ketika tawaran dari Madura United datang ia tak ragu meninggalkan Jepang.
“Ketika agen saya menawarkan ke Indonesia tentu saja saya langsung mengiyakan,” ujar pemain berusia 32 tahun tersebut kepada Kompas.com.
“Saya punya banyak rekan-rekan di sini, mereka meyakinkan saya untuk datang ke Indonesia karena suporternya dan pendukungnya sangat besar. Saya bahkan tidak berpikir dua kali,” terangnya.
Lulinha pun bersyukur karena keputusannya bergabung dengan Madura United sangatlah tepat.
Pemain yang pernah menyabet dua kali gelar juara kasta kedua Liga Brasil itu mendapatkan atmosfer kompetisi dan animo suporter yang sangat diinginkan.
“Sebelumnya saya bermain di Jepang dan di sini sangat berbeda, karena sudah dua tahun tidak ada suporter di pertandingan dan sekarang saya melihat suporter seperti hari ini sangat-sangat antusias,” tutur
“Itu sangat penting bukan hanya untuk saya tapi untuk semua pemain,” imbuhnya.
Selain itu, ia mengaku nyaman berkarier di Indonesia karena kultur dan budaya sepak bolanya.
Saat bermain di Madura United ia merasa berada di rumah sendiri, karena banyak kemiripan dengan Brasil yang gandrung dengan sepak bola.
“Saya bicara dengan orang tua saya dan saya bilang di sini mirip seperti Brasil,” ucapnya mengisahkan.
“Di sini sangat emosional sangat intens, nanti saya sangat berambisi untuk mendapatkan 3 poin,” pungkasnya.
https://bola.kompas.com/read/2022/09/24/11000088/eks-bintang-timnas-brasil-u17-temukan-kecocokan-di-liga-1-indonesia