Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

79 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Just Fontaine, Pencetak Rekor 13 Gol dengan Sepatu Pinjaman

KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan seorang pesepak bola profesional meminjam sepatu ketika tampil di panggung sebesar Piala Dunia?

Hal itu pernah dilakukan oleh legenda timnas Perancis, Just Fontaine.

Nama Just Fontaine memang tidak setenar banyak striker elite Piala Dunia seperti Pele (Brasil), Diego Maradona (Argentina), Paolo Rossi (Italia), atau Miroslav Klose (Jerman).

Just Fontaine juga tidak pernah mengangkat trofi emas Piala Dunia seperti empat striker legendaris di atas.

Namun, nama Just Fontaine sampai saat ini masih abadi tertulis di buku sejarah World Cup sebagai pencetak gol terbanyak dalam satu edisi Piala Dunia.

Just Fontaine mengukir rekor gol tersebut pada Piala Dunia 1958 yang dihelat di Swedia. 

Penampilan Fontaine di Piala Dunia 1958 sangat impresif karena berhasil mencetak 13 gol bersama timnas Perancis.

Tiga pemain itu adalah Miroslav Klose (16 gol), Ronaldo Nazario de Lima (Brasil/ 15 gol), dan Gerd Muller (Jerman/ 14 gol).

Namun, tiga nama di atas membutuhkan lebih dari satu Piala Dunia untuk mengumpulkan koleksi gol mereka.

Di lain sisi, Fontaine hanya membutukan enam pertandingan Piala Dunia untuk mencetak 13 gol.

Rekor gol itu semakin terlihat impresif karena Fontaine tercatat sebagai debutan di Piala Dunia 1958.

Lantas, bagaimana kisah Fontaine mengukir rekor 13 gol di Piala Dunia 1958 dengan sepatu pinjaman?

Sebelum Piala Dunia 1958, Fontaine tercatat hanya pernah lima kali membela timnas Perancis setelah debut pada 1953.

Fontaine kemudian kembali menemukan performa terbaiknya ketika berhasil mencetak 34 gol dari 26 laga Liga Perancis bersama Stade Reims pada musim 1957-1958.

Statistik gol Fontaine itu bisa terbilang fantastis.

Sebab, Fontaine sempat menjalani operasi lutut sampai harus menepi selama sekitar tiga bulan pada pertengahan musim 1957-1958.

Penampilan apik pada musim 1957-1958 pada akhirnya mengantar Fontaine kembali ke timnas Perancis dan bertandang ke Swedia untuk mengikuti Piala Dunia 1958.

Dikutip dari The Guardian, Fontaine yang kala itu berusia 24 tahun langsung ditunjuk menjadi striker utama timnas Perancis pada Piala Dunia 1958.

Fontaine menggebrak Piala Dunia 1958 dengan torehan hattrick alias tiga gol untuk membantu timnas Perancis melibas Paraguay 7-3 pada laga pertama Grup A.

Setelah itu, Fontaine terus mencetak gol hingga babak perempat final Piala Dunia 1958.

Korban dari agresivitas Fontaine hingga perempat final Piala Dunia 1958 adalah Yugoslavia (2 gol), Skotlandia (1), dan Irlandia Utara (2).

Pada babak semifinal Piala Dunia 1958, Fontaine dan skuad timnas Perancis harus menghadapi Brasil yang kala itu diperkuat banyak pemain top mulai dari Garrincha, Nilton Santos, Mario Zagalo, hingga Pele.

Fontaine saat itu memang berhasil mencetak satu gol. Namun, timnas Perancis tetap gagal ke final setelah kalah telak 2-5 dari Brasil.

Salah satu penyebab kekalahan timnas Perancis ketika itu adalah cedera yang menerpa bek utama sekaligus kapten tim, Robert Jonquet.

Cedera Robert Jonquet membuat timnas Perancis seperti bermain 10 orang.

Les Blues, julukan timnas Perancis, pada akhirnya terhenti di semifinal Piala Dunia 1958 dan harus menghadapi Jerman Barat pada laga perebutan tempat ketiga.

Pada laga kontra Jerman Barat, Fontaine mengamuk dan berhasil mencetak empat gol untuk membantu timnas Perancis meraih kemenangan telak 6-3.

Fontaine sudah dipastikan akan sangat kecewa karena gagal mengantar timnas Perancis menjadi juara Piala Dunia 1958 ketika dirinya sedang dalam puncak performa.

Namun, Fontaine tentu akan bangga karena rekor 13 gol miliknya masih abadi sampai saat ini.

Fontaine menyatakan ada dua faktor yang memengaruhi penampilannya di Piala Dunia 1958.

Pertama, Fontaine menilai operasi lutut yang dia jalani pada pertengahan musim 1957-1958 justru membuatnya lebih bugar ketika tampil di Piala Dunia 1958.

Kedua, Fontaine juga menyatakan bahwa ketajamannya pada Piala Dunia 1958 tidak lepas dari sepatu rekan satu timnya, Stephane Bruey.

"Terkait rekor di Piala Dunia 1958, saya mendapat keuntungan karena menjalani operasi lutut pada Desember 1957. Saya kemudian kembali bermain pada Februari 1958," kata Fontaine pada September 2016 dikutip dari FIFA.

"Cedera itu membuat saya mendapatkan waktu berlibur sedikit saat musim dingin. Dengan demikian, saya lebih bugar dari pemain lain pada Piala Dunia 1958," ucap Fontaine.

"Saya suka memberi tahu orang bahwa beberapa gol saya di Piala Dunia 1958 lahir dari gabungan dua roh di dalam sepatu yang sama," ujar Fontaine terkait sepatu pinjaman dari Stephane Bruey.

Dalam wawancara lain dengan The Guardian pada Januari 2012, Fontaine sangat percaya diri mengatakan bahwa rekor 13 gol miliknya akan terus abadi.

Fontaine juga menolak anggapan bahwa mencetak gol pada era 1950-an jauh lebih mudah daripada masa sepak bola modern.

Menurut Fontaine, mencetak gol pada era 1950-an jauh lebih sulit karena banyak faktor seperti salah satunya adalah berat atau kualitas bola.

"Tidak mudah untuk mencetak gol pada tahun 1958. Kondisi bola, durasi perjalanan untuk pertandingan, sampai staf ruang ganti yang masih amatir membuat semuanya jauh lebih rumit dari sepak bola hari ini," kata Fontaine dikutip dari The Guardian.

"Saya juga memakai sepatu pemain lain pada Piala Dunia 1958. Pencetak gol terhebat Piala Dunia terakhir, Ronaldo Nazario, bermain melawan China dan Kosta Rika (Piala Dunia 2002)," ujar Fontaine.

"Terlepas dari hal itu, wasit sepak bola sekarang sangat melindungi striker. Berbeda dari zaman saya," ucap Fontaine.

"Jadi, izinkan saya mengulangi pernyataan ini: 13 gol adalah jumlah yang sangat besar. Saya tidak tahu sampai kapan rekor saya akan bertahan karena saya bukan peramal," tutur Fontaine.

"Namun, saya pikir tidak akan ada pemain yang bisa mengalahkan rekor saya!," ujar Fontaine menambahkan.

Siapa Fontaine?

Sama seperti banyak legenda timnas Perancis, Fontaine juga tidak lahir di Perancis.

Fontaine lahir dari seorang ibu berkebangsaan Spanyol di Kota Marrakech, Maroko. 

Fontaine kemudian memulai karier sepak bolanya bersama salah satu tim Maroko, USM Casablanca.

Pada awal 1950-an, Fontaine hijrah ke Perancis untuk membela OGC Nice sampai akhirnya berlabuh ke Stade Reims.

Karier sepak bola Fontaine tidak terlalu lama. Fontaine terpaksa gantung sepatu alias pensiun pada 1962 ketika masih berusia 28 tahun.

Keputusan pensiun itu tidak lepas dari penurunan performa Fontaine setelah dua kali mengalami cedera patah kaki pada 1960.

Secara keseluruhan, Fontaine tercatat berhasil mencetak 30 gol dari hanya 21 pertandingan selama membela timnas Perancis.

Ketika menjadi top skor Piala Dunia 1958, Fontaine tidak menerima trofi sepatu emas karena seremoni penghargaan untuk pemain ketika itu memang tidak ada.

Tepat pada Piala Dunia 2014 yang dihelat di Brasil, FIFA secara khusus memberi Fontaine penghargaan simbolis kepada Fontaine dalam bentuk sepatu Adidas Platinum.

Bagaimana Peluang Perancis di Piala Dunia 2022 Qatar?

Timnas Perancis akan datang ke Piala Dunia 2022 Qatar dengan status juara bertahan.

Peluang timnas Perancis asuhan Didier Deschamps untuk membertahankan gelar juara Piala Dunia di Qatar tahun ini terbilang cukup terbuka.

Sebab, Didier Deschamps kemungkinan besar masih akan mempertahankan banyak pemain alumni skuad timnas Perancis ketika mejuarai Piala Dunia 2018 Rusia.

Hugo Lloris, Raphael Varane, N'Golo Kante, Antoine Griezmann, Ousmane Dembele, hingga Kylian Mbappe, adalah beberapa contoh alumni Piala Dunia 2018 yang diprediksi masih menjadi andalan Deschamps pada Piala Dunia 2022.

Skuad timnas Perancis nantinya akan terlihat semakin kuat dengan kehadiran banyak nama pemain top lainnya seperti Jules Kounde, Theo Hernandez, Aurelien Tchouameni, hingga Karim Benzema.

Pada Piala Dunia 2022, timnas Perancis tergabung di Grup D bersama Australia, Denmark, dan Tunisia.

Lawan pertama timnas Perancis adalah Australia pada 23 November 2022 atau tiga hari setelah opening ceremony Piala Dunia 2022.

Adapun jadwal Piala Dunia 2022 Qatar sudah dipastikan akan bergulir pada 20 November hingga 18 Desember akhir tahun ini.

https://bola.kompas.com/read/2022/09/02/17000038/79-hari-jelang-piala-dunia-2022--just-fontaine-pencetak-rekor-13-gol-dengan

Terkini Lainnya

Kata Ricky Soebagdja soal Perjuangan dan Pencapaian Tim Thomas-Uber Indonesia

Kata Ricky Soebagdja soal Perjuangan dan Pencapaian Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Championship Series Bali United Vs Persib, Menggugah Tren Buruk Maung

Championship Series Bali United Vs Persib, Menggugah Tren Buruk Maung

Liga Indonesia
Indonesia Vs Guinea, STY Tanggapi Lapangan Latihan, Fokus Kondisi Pemain

Indonesia Vs Guinea, STY Tanggapi Lapangan Latihan, Fokus Kondisi Pemain

Timnas Indonesia
Rasa Syukur dan Bangga Jonatan Christie bersama Tim Piala Thomas 2024

Rasa Syukur dan Bangga Jonatan Christie bersama Tim Piala Thomas 2024

Badminton
Prediksi Skor PSG Vs Dortmund di Leg Kedua Semifinal Liga Champions

Prediksi Skor PSG Vs Dortmund di Leg Kedua Semifinal Liga Champions

Liga Champions
Championship Series Liga 1 2023, Pesut Etam Koreksi Penampilan Jelang Melawan Madura United

Championship Series Liga 1 2023, Pesut Etam Koreksi Penampilan Jelang Melawan Madura United

Liga Indonesia
Saat Ten Hag Cemburu dengan Mourinho...

Saat Ten Hag Cemburu dengan Mourinho...

Liga Inggris
STY Ungkap Kendala Timnas U23 Jelang Laga Playoff Lawan Guinea

STY Ungkap Kendala Timnas U23 Jelang Laga Playoff Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Ten Hag Bela Casemiro Setelah Man United Digilas Crystal Palace

Ten Hag Bela Casemiro Setelah Man United Digilas Crystal Palace

Liga Inggris
Menpora Dito Bicara ke Dubes Jepang Minta Cerezo Osaka Izinkan Justin Hubner

Menpora Dito Bicara ke Dubes Jepang Minta Cerezo Osaka Izinkan Justin Hubner

Liga Indonesia
Jadwal Babak Playoff Indonesia Vs Guinea, Mulai 20.00 WIB

Jadwal Babak Playoff Indonesia Vs Guinea, Mulai 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Hasil Liga Inggris dan Klasemen: Crystal Palace 4-0 Man United, Man City Masih di Puncak

Hasil Liga Inggris dan Klasemen: Crystal Palace 4-0 Man United, Man City Masih di Puncak

Liga Inggris
Rahasia di Balik Kesuksesan Bayer Leverkusen

Rahasia di Balik Kesuksesan Bayer Leverkusen

Liga Lain
Tim Uber Cup Indonesia Membanggakan Setelah Dulu Disepelekan

Tim Uber Cup Indonesia Membanggakan Setelah Dulu Disepelekan

Badminton
Apriyani Bangga Raih Perak Uber Cup 2024, Pemain Muda, Proses Luar Biasa

Apriyani Bangga Raih Perak Uber Cup 2024, Pemain Muda, Proses Luar Biasa

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke