Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

86 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Kisah Magical Magyars, Tim Legenda Hongaria yang Tak Juara Dunia

Generasi emas Hongaria yang memiliki kualitas luar biasa itu awalnya relatif tak dikenal setidaknya menjelang Olimpiade 1952 di Finlandia.

Profil Hongaria pun mulai meningkat setelah meraih emas di Olimpiade 1952. Mereka juara usai mengalahkan Yugoslavia 2-0 di partai final.

"Tiba-tiba pers internasional menghujani kami dengan pujian. Olimpiade itu menempatkan kami di peta," kata pelatih timnas Hongaria saat itu, Gusztav Sebes.

Hongaria kemudian semakin menyihir pubik sepak bola dunia setelah membungkam Inggris dalam laga persahabatan di Wembley, November 1953.

Inggris sebetulnya memiliki rekor impresif sebelum laga tersebut. Three Lions tidak pernah dari tim dari luar Britania Raya di kandang sendiri.

Akan tetapi, laga yang bertajuk The Match of the Century menjadi episode akhir rekor Inggris tersebut.

Hongaria keluar sebagai pemenang. Hattrick Nandor Hidegkuti, dwigol Ferenc Puskas, dan sebiji gol Jozsef Bozsik membawa Hongaria menang 6-3 di hadapan 105.000 penonton di Wembley.

Namun, Inggris yang dipermalukan Hongaria di kandang sendiri begitu berhasrat membalaskan dendam. Pada Mei 1954, tiga pekan sebelum Piala Dunia 1954, Three Lions menantang Hongaria di Budapest.

Naas bagi Inggris. Alih-alih membalaskan kekalahan, mereka malah menelan kekalahan 1-7 dari Magical Magyars. Itu merupakan kekalahan terbesar Three Lions dan masih bertahan sampai sekarang.

Laga-laga tersebut merupakan sepenggal kisah yang mewarnai kejayaan Hongaria.

Generasi Hongaria seolah membawa dimensi baru pada sepak bola kala itu. Kolektivitas tim menjadi tembok besar yang membedakan Hongaria dibandingkan kebanyakan tim lainnya.

Tentu saja hal tersebut tak terlepas dari Gustav Sebes yang menerapkan "Socialist Football" dan disebut-sebut menjadi versi awal "Total Football" timnas Belanda.

"Kami adalah prototipe untuk Total Football," kata penyerang legendaris Hongaria, Ferenc Puskas.

"Ketika kami menyerang, semua orang menyerang dan dalam pertahanan itu sama," ujar pemain yang namanya diabadikan menjadi penghargaan Puskas Award itu.

Dengan generasi emas, Hongaria asuhan Gusztav Sebes menyambut Piala Dunia 1954 dengan modal meyakinkan.

Lagi dan lagi, Hongaria membuat publik sepak bola terpukau. Mereka menjadi juara grup dan berhasil mengalahkan tim-tim kuat seperti Brasil juga Uruguay di Piala Dunia 1954.

Meski terkenal dengan permainan kolektif, Hongaria juga memiliki mesin gol dalam trio penyerang Sandor Kocsis, Nandor Hidegkuti, dan Ferenc Puskas.

Kocsis bahkan menjadi top skor Piala Dunia 1954 dengan total 11 gol. Sementara, Hidegkuti dan Puskas masing-masing mengemas empat gol.

Akan tetapi, kisah Magical Magyars di Piala Dunia 1954 Swiss itu tak berjalan manis. Pada laga final, pasukan Sebes takluk 2-3 dari Jerman Barat, tim yang sebetulnya dapat Puskas dkk atasi di fase grup.

Impian trofi Piala Dunia Hongaria pun berakhir, begitu pula rekor tak terkalahkan pasukan Sebes, yang sudah dimulai 1.490 hari sebelumnya (1950-1954).

Terlepas dari kekalahan itu, pencapaian luar biasa Hongaria yang mengukir 27 gol di Swiss 1954 masih tak tertandingi.

Keperkasaan Hongaria juga masih berlanjut terus berlanjut. Setelah kalah di final Piala Dunia 1954, pasukan Sebes tak terkalahkan dalam 18 laga selanjutnya.

Pada periode 1950-1956, Hongaria memainkan 69 pertandingan, mencatat 58 kemenangan, 10 seri dan hanya satu kekalahan yang terjadi di final Piala Dunia 1954.

Tintas emas Hongaria lainnya juga masih bertahan sampai sekarang, yakni memuncaki all-time highest ratings national team berdasarkan Elo Rating System dengan 2230 poin yang diraih pada 1954.

https://bola.kompas.com/read/2022/08/26/18221578/86-hari-jelang-piala-dunia-2022-kisah-magical-magyars-tim-legenda-hongaria-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke