Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Curahan Hati Aleksandar Rakic, Mantan Top Skor yang Jatuh Bangun Jaga Eksistensi di Liga 1

KOMPAS.com - Top skor Liga 1 2018 Aleksandar Rakic mengakui baru saja melewati musim yang benar-benar berat.

Ia mengatakan semenjak pandemi Covid-19, cobaan silih berganti menimpa dirinya. Bahkan ia sempat punya pikiran untuk mengakhiri kariernya di Indonesia.

Namun, nurani dan rasa profesionalisme membuatnya terus berusaha mempertahankan eksistensinya di Liga Indonesia.

Aleksandar Rakic memulai cerita dari awal pandemi yang membuat kompetisi berhenti total.

Kemudian dengan pemotongan gaji yang sangat besar dan juga penyesuaian kontrak musim 2021-2022 di bawah standar.

Ia yang kala itu membela Barito Putera legawa menerima itu semua karena menghormati klub.

Sikap itu juga sebagai bentuk upayanya mendukung Barito Putera bangkit kembali di era kompetisi luar biasa, Liga 1 2021-2022.

Namun masalah sesungguhnya justru datang dari ranah teknis.

Tim berjuluk Laskar Antasari memutuskan tidak merekrut playmaker membuat Aleksandar Rakic pusing karena tidak bisa mengeluarkan potensi terbaiknya.

Hal itu membuatnya sangat frustrasi karena prestasinya merosot.

“Mereka memiliki 8 winger dan 2-3 gelandang bertahan tapi tidak memiliki pemain nomor 10 (playmaker) yang bisa mendukung saya,” kenang pemain asal Serbia kepada Kompas.com.

"Saya sudah bicara beberapa kali kepada mereka untuk menyediakan satu pemain untuk mendukung saya."

“Di saat yang sama mereka menuntut saya untuk tampil seperti tahun 2018 saat saya menjadi top skor, tentu saja tidak mungkin,” imbuhnya.

Aleksandar Rakic mengakui itu yang menjadi salah satu alasan mengapa performanya begitu jeblok selama di Barito Putera.

Ia hanya bisa mencetak lima gol dan kondisi klub pun merosot ke zona merah.

Tidak sampai di situ, situasi semakin pelik karena keluarganya dideportasi dari Indonesia  akibat masa visa habis. Hal itu membuatnya kalut dan sempat berpikir menyerah.

“Seharusnya itu sudah menjadi akhir bagi saya, tapi saya memutuskan untuk bertahan karena saya sangat profesional dan sangat menghormati pekerjaan saya,” tegasnya.

Aleksandar Rakic pun memutuskan mengambil langkah menyelamatkan eksistensinya. Setelah putaran pertama, ia berkoordinasi dengan agennya supaya bisa mendapatkan tim baru di putaran kedua.

Kemudian, ia memilih pulang ke Persikabo 1973, tim yang juga mengantarkannya menjadi top skor Liga 1 2018 silam.

Keputusannya pun sangat tepat. Ia merasa hidup kembali semenjak bergabung dengan tim berjuluk Laskar Pajajaran.

“Saya merasa hidup kembali. Pertandingan pertama melawan Persebaya kami kalah tapi saya bisa mencetak satu gol. Sejak saat itu hati, badan dan pikiran saya kembali menemukan momentumnya,” ujar mantan pemain Madura United.

“Di pertandingan kedua kami menang 2-1 melawan Persik Kediri dan saya mencetak gol,” imbuhnya.

Aleksandar Rakic mengakhiri Liga 1 2021-2022 bersama Persikabo 1973 dengan 11 penampilan, empat gol dan tiga assist.

Hasil yang menurutnya tidak terlalu buruk karena ia sempat absen selama lima pekan akibat patah tulang rusuk dan terpapar Covid-19.

Namun paling tidak selama di Persikabo 1973 ia merasa hidup dan gembira saat bermain.

“Selama di Persikabo saya mendapatkan dukungan penuh. Saya dilatih oleh pelatih lokal terbaik di Indonesia dan juga dibantu rekan-rekan pemain lokal yang sangat bagus,” tutur pemain berusia 35 tahun.

“Kami juga mampu menciptakan serangan yang berbahaya bersama dengan Dimas Drajad dan Ciro,” imbuhnya.

Karena hal tersebut, Aleksandar Rakic mengaku punya keinginan besar untuk bertahan di Persikabo 1973.

Namun hingga saat ini ia mengklaim belum ada tawaran yang datang.

“Hingga saat ini belum ada pihak Persikabo yang menghubungi saya untuk pembaruan kontrak. Tapi saya masih berharap bisa melanjutkan kerja sama ini meskipun peluangnya sangat kecil,” ucapnya.

Pada akhirnya, ia tetap gembira karena bisa mengakhiri Liga 1 2021-2022 tanpa penyesalan sama sekali.

“Tapi pada akhirnya setelah banyaknya cobaan yang bertubi-tubi di 2021-2022, mulai dari patah tulang rusuk, Covid-19, sampai masalah deportasi keluarga, saya tidak merasa menyesal sama sekali.”

“Saya mengakhiri kompetisi dengan 9 gol dan 4 assist,” pungkasnya.

https://bola.kompas.com/read/2022/04/12/04300098/curahan-hati-aleksandar-rakic-mantan-top-skor-yang-jatuh-bangun-jaga-eksistensi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke