KOMPAS.com - PSSI melalui Ketua Umum Mochamad Iriawan menjelaskan keberadaan sosok pengguna rompi "Satgas Antimafia Bola" pada pertandingan Liga 1 dan Liga 2.
Belakangan ini, kehadiran sosok pengguna rompi "Satgas Antimafia Bola" di pertandingan Liga 1 dan Liga 2 tengah menjadi pembicaraan hangat menyusul adanya dugaan kasus pengaturan skor alias match-fixing pada kompetisi sepak bola Tanah Air.
Dugaan pengaturan skor itu melibatkan lima pemain dari Perserang Serang yang berkompetisi di Liga 2.
Sejauh ini, Komite Disiplin (Komdis) PSSI sudah menjatuhkan hukuman kepada kelima pemain tersebut.
PSSI pun sudah melaporkan kasus kepada pihak yang berwenang, yakni Polri.
Mochamad Iriawan mengatakan laporan itu dibuat agar PSSI bisa mengetahui secara detail siapa pihak luar yang menghubungi pemain Perserang Serang.
Iwan Bule, sapaan akrab Mochamad Iriawan, juga menjelaskan bahwa PSSI tidak memiliki kewenangan untuk memanggil dan mengusut orang per orang yang bukan dari keluarga sepak bola (football family).
PSSI juga memiliki keterbatasan teknologi untuk melacak nomor-nomor rahasia yang melakukan match-fixing dengan pemain.
Di tengah upaya tersebut, muncul pembicaraan hangat terkait kehadiran sosok pengguna rompi "Satgas Antimafia Bola" pada pertandingan Liga 1 dan Liga 2.
Kehadiran sosok-sosok tersebut menjadi pertanyaan karena sejatinya Satgas Antimafia Bola sudah tidak aktif sejak 2020.
Terkait hal ini, Iriawan menjelaskan bahwa pihak yang menggunakan rompi "Satgas Antimafia Bola" memang bukan bagian dari Satgas yang sempat aktif pada 2018-2020.
Namun, mereka tetap anggota polisi dan bertugas sesuai dengan perintah Mabes Polri yang bersandar pada perjanjian kerja sama PSSI-Polri pada 22 Juli 2021.
Adapun perjanjian yang dimaksud berisi tentang penerbitan rekomendasi dan/atau pemberian izin bantuan pengamanan, penegakan hukum, kesehatan serta hubungan luar negeri dalam kegiatan PSSI.
"Itu bukan petugas 'bodong'. Mereka polisi dan bekerja dengan surat perintah. Kami tak mungkin membohongi publik," kata Iriawan, dikutip dari Antara News.
"Tugas utama mereka adalah mengawasi wasit," tutur Iriawan menjelaskan.
Lebih lanjut, Iriawan berharap Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk kembali mengaktifkan Satgas Antimafia Bola yang sempat aktif pada 2018-2020.
"Saya mohon kepada Kapolri untuk membentuk kembali karena kami senang sekali sepak bola bisa dikawal Satgas," ujar Iriawan.
Mochamad Iriawan optimistis Satgas Antimafia Bola akan diaktifkan kembali.
"Saya mendapatkan informasi memang akan dibentuk lagi," kata Mochamad Iriawan.
https://bola.kompas.com/read/2021/11/08/05400018/pssi-jelaskan-keberadaan-sosok-pengguna-rompi-satgas-antimafia-bola-di-liga-1