Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Conte Merapat ke Tottenham: Skema 3 Bek dan Jurus Dahsyat “Partenze”

KOMPAS.com - Antonio Conte dinilai akan membawa perubahan besar ke tubuh Tottenham Hostpur. Skema tiga bek dan jurus dahsyat bernama “partenze” bakal menjadi andalan Conte.

Tottenham telah mantap menunjuk Antonio Conte sebagai pelatih baru, menggantikan tempat Nuno Espirito Santo yang dipecat pada Senin (1/11/2021) sore WIB.

Kesepakatan telah terjalin dan peresmian Antonio Conte sebagai pelatih baru Tottenham Hostpur tinggal menungggu hitam di atas putih.

Conte diyakini memiliki karisma dan ketegasan yang akan membuat Tottenham terbangun.

Dalam 10 laga Liga Inggris 2021-2022 bersama Nuno Espirito Santo, rapor Tottenham kurang meyakinkan dengan torehan 5 kemenangan dan 5 kekalahan.

Kini, Spurs ada di undakan 9 klasemen Liga Inggris dan baru mengemas 9 gol. Produktivitas Tottenham yang punya penyerang jempolan macam Harry Kane dan Son Heung-min cuma kalah jelek dari juru kunci Liga Inggris, Norwich (3 gol).

Kedatangan Conte dinilai akan terasa seperti tinju yang menggebrak meja. Skema tiga bek dan jurus dahsyat bernama “partenze” menjadi modal Conte menggertak dan membangunkan Tottenham.

Ketika mengantar Chelsea juara Premier League pada 2016-2017 memakai pakem 3-4-3, Conte mengawali tren pemakaian sistem tiga bek di Inggris.

Kini, skema tiga bek sudah sering digeber kontestan Premier League, termasuk beberapa kali ditampilkan oleh Gareth Southgate, pelatih timnas Inggris.

Harry Kane dkk mesti cepat beradaptasi dengan taktik Conte, mengingat selama ditukangi Nuno Espirito Santo Tottenham begitu mengandalkan skema 4-2-3-1.

Perubahan wajah Tottenham di bawah Conte bukan cuma menyangkut formasi, tapi juga masuk ranah filosofi.

Nuno Espirito Santo merupakan pemuja sepak bola berbasis penguasaan bola.

Ketika Spurs mencatat 62 persen penguasaan bola tapi gagal mengukir satu pun tembakan pada laga babak kedua derbi kontra West Ham beberapa waktu silam, Nuno ngotot berkata bahwa timnya bermain bagus.

Pada laga pekan ke-9 Liga Inggris itu, Nuno yang mendapati Spurs kalah 0-1, juga menyindir pelatih West Ham, David Moyes, yang cuma bisa mengkreasi peluang via serangan balik dan skema bola mati.

Pendekatan ala Nuno belum bekerja dengan baik bersama Tottenham.

Spurs sudah tak bisa melepas tembakan tepat sasaran selama dua jam plus 16 menit di Premier League, termasuk menghitung duel kontra Man United pada pekan ke-10 yang berujung dengan kekalahan 0-3.

Berbeda dengan Nuno, penguasaan bola tak memiliki makna tertinggi dalam kamus Conte.

Conte selama ini lekat dengan skema serangan balik cepat. Kecenderungan itu begitu terlihat saat Conte mengantar Inter Milan juara Liga Italia 2020-2021.

Preferensi bermain tersebut sempat memicu argumen sengit Conte dengan pelatih legendaris Italia yang kini bekerja sebagai pandit, Fabio Capello.

Conte lantas menjelaskan bahwa sepak bola racikannya yang sering dipahami sebagai contropiede alias serangan balik, sejatinya adalah partenze.

Partenze adalah sebuah kemampuan untuk melancarkan rangkaian operan mulus menjadi serangan mematikan, segera setelah tim memenangi penguasaan bola.

Sepak bola partenze membuat Conte sering dihujani kritik. Kendati demikian, pendekatan reaktif ala Conte terbukti efektif.

Conte nyaris selalu mampu menjawab tuntutan trofi dari setiap tim yang ia tangani, mulai dari Juventus, Chelsea, dan Inter Milan.

Sang pelatih asal Lecce itu juga dianggap memamerkan pertunjukan taktik memukau kala mengantar timnas Italia sampai perempat final Euro 2016.

Saat itu, Italia dinilai membawa materi pemain terjelek pada partisipasi mereka di ajang besar dalam puluhan tahun terakhir.

Bicara Conte, berarti membicarakan sepak bola yang penuh determinasi dan intensitas.

Eks anak asuh Conte di Inter Milan, Romelu Lukaku, pernah mengaku kepayahan kala melakoni sesi latihan awal bersama sang pelatih.

Fans Tottenham boleh optimistis kehadiran Conte akan menjadikan Harry Kane dkk lebih punya daya juang.

Saat ini, rata-rata total jarak jelajah per laga pilar Tottenham hanya sejauh 99 km, terendah di Liga Inggris 2021-2022.

Ketika Conte menukangi Chelsea pada 2016, ia mendongkrak posisi Chelsea dalam ranking jarak jelajah, dari urutan 17 pada musim sebelumnya menjadi ketiga terbaik.

Masalah lain Tottenham yang mungkin bisa teratasi oleh kedatangan Conte adalah kerapuhan sektor belakang.

Tottenham sudah jebol 16 kali dalam 10 pertandingan musim ini. Kestabilan di lini belakang selama ini menjadi landasan awal Conte dalam membentuk tim.

Ketika mulai menukangi Juventus pada 2011, Conte membentuk poros BBC (Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini) yang lantas berkembang menjadi salah satu partner defensif termasyhur di Eropa.

Resep serupa dipakai Conte dalam membangun Inter mulai tahun 2019, di mana ia memoles potensi trio Milan Skriniar, Stefan de Vrij, dan Alessandro Bastoni.

https://bola.kompas.com/read/2021/11/02/16200098/conte-merapat-ke-tottenham-skema-3-bek-dan-jurus-dahsyat-partenze

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke