LONDON, KOMPAS.com - Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, akan menghadapi ujian berat saat menghadapi Chelsea besutan Thomas Tuchel.
Duel Chelsea vs Man City merupakan laga pekan keenam kasta teratas Liga Inggris, Premier League, yang akan dihelat di Stadion Stamford Bridge pada Sabtu (25/9/2021) pukul 18.30 WIB.
Pertandingan nanti akan menjadi pertemuan ke-9 Guardiola dan Thomas Tuchel.
Dari delapan pertemuan sebelumnya, Guardiola sedikit unggul dengan raihan empat kemenangan, sekali imbang, dan tiga kali kalah.
Meski unggul tipis secara rekor pertemuan, Guardiola harus waspada.
Dua kemenangan pertama Guardiola atas Tuchel terjadi saat pelatih asal Jerman itu menukangi Mainz dan Guardiola menakhodai FC Bayern.
Guardiola juga selalu menelan kekalahan dalam tiga pertemuan terakhir melawan Tuchel di Liga Inggris. Artinya, Guardiola tidak pernah berhasil mengalahkan Chelsea asuhan Tuchel.
Tiga pertemuan terakhir Guardiola dan Tuchel seluruhnya terjadi musim lalu pada semifinal Piala FA, pekan ke-35 Liga Inggris, dan final Liga Champions.
Dari tiga laga tersebut, Man City asuhan Guardiola selalu kalah dari Chelsea dengan total skor 1-4.
Salah satu fakta menarik dari tiga pertemuan terakhir Man City dan Chelsea adalah keputusan Pep Guardiola yang selalu mengubah formasi bermain di setiap laga.
Keputusan Guardiola yang paling disorot adalah perubahan di sektor lini tengah terkait gelandang bertahan.
Pada semifinal Piala FA, Guardiola menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan mengandalkan Fernandinho dan Rodi sebagai dua gelandang jangkar.
The Citizens, julukan Man City, saat itu gagal ke final Piala FA setelah kalah 0-1.
Berlanjut ke pekan ke-35 Liga Inggris, Guardiola menerapkan formasi 3-1-4-2 dengan hanya mengandalkan Rodri sebagai gelandang bertahan.
Hasilnya, Man City kembali menelan kekalahan dengan skor 1-2.
Pada final Liga Champions, Guardiola memutuskan bermain tanpa gelandang bertahan murni.
Guardiola saat itu menerapkan formasi 4-1-4-1 dengan menempatkan Ilkay Guendogan sebagai satu-satunya gelandang jangkar.
Percobaan Guardiola kali ini kembali tidak berbuah hasil. Man City saat itu gagal mengangkat trofi Liga Champion s setelah kalah 0-1 dari Chelsea.
Keputusan Guardiola tidak memainkan gelandang bertahan murni pada final Liga Champions musim lalu sempat menjadi perdebatan.
Banyak kalangan menilai Guardiola telah melakukan kesalahan besar karena tidak memainkan gelandang bertahan murni.
Mantan kapten Manchester United, Rio Ferdinand, hingga pelatih legendaris Italia, Fabio Capello, menjadi dua sosok yang sempat mengritik Guardiola.
"Menurut saya, Guardiola melakukan kesalahan dalam starting line up," kata Capello dikutip dari situs Football Italia.
"Guendogan di depan pertahanan tidak bisa bertindak sebagai penyaring di lini tengah. Sedangkan Stones adalah pemain yang tidak bisa bertahan," ujar Capello menambahkan.
Tiga kekalahan beruntun dari Tuchel semakin memperburuk statistik Guardiola saat menghadapi Chelsea.
Sepanjang karier kepelatihannya, Guardiola tercatat sudah 19 kali menghadapi Chelsea di semua kompetisi.
Hasilnya, Guardiola hanya mampu meraih delapan kemenangan, tiga kali imbang, dan menelan 8 kekalahan dari Chelsea.
Statistik itu membuat Chelsea kini berstatus tim yang paling sering mengalahkan Guardiola.
Total 50 persen (4) kekalahan Guardiola dari Chelsea terjadi di Stadion Stamford Bridge.
https://bola.kompas.com/read/2021/09/25/15000038/rekor-pertemuan-guardiola-vs-tuchel-catatan-buruk-pep