KOMPAS.com - Villarreal mengalahkan Manchester United di partai final Liga Europa, Kamis (27/5/2021) dini hari WIB.
Pertandingan di Stadion Gdansk, Polandia, itu berakhir 1-1 dalam 120 menit. Villarreal memimpin lebih dulu lewat Gerard Moreno (29') sebelum Edinson Cavani membalas pada menit ke-55.
Akan tetapi, baik Villarreal dan Manchester United tak bisa menemukan gol tambahan hingga waktu normal dan perpanjangan waktu berakhir.
Trofi Liga Europa menjadi milik Villarreal lewat adu penalti dramatis yang berakhir dengan skor 11-10.
Berikut adalah lima hal menarik dari laga tersebut:
1. Minim Kans Depan Gawang
Man United mendominasi babak pertama dengan catatan 65 persen penguasaan bola. Akan tetapi mereka seperti kekurangan ide di lini depan.
Setan Merah bahkan turun minum dengan hanya mencatatkan expected goals atau xG sebeesar 0,09 berbanding 0,67 dari Villarreal yang berhasil mencetak satu gol.
Man United memang berhasil mencetak gol lewat kesempatan besar mereka pada pada babak kedua. Adalah Edinson Cavani yang langsung membobol gawang Villarreal setelah turun minum.
Kendati demikian, kesempatan emas tak kunjung diciptakan kedua tim hingga babak kedua selesai dan bahkan sampai perpanjangan waktu.
2. Edinson Cavani Bersinar (Lagi) di Liga Europa
Gol tersebut memastikan Edinson Cavani mencetak gol dalam empat laga beruntun bagi Man United di Liga Europa. Ini adalah gol keenam Cavani dari empat laga beruntun di Liga Europa.
Sebelum ini, Cavani mencetak masing-masing dua gol pada laga leg pertama dan kedua semifinal kontra Roma dan satu gol pada laga perempat final leg kedua kontra Granada
.Jika ditarik lebih ke belakang, ini adalah gol ke-16 Cavani dari 11 kesempatan terakhir dirinya menjadi starter di Liga Europa.
3. Solskjaer Tanpa Pergantian di Waktu Normal
Pelatih Man United Ole Gunnar Solskjaer menahan diri dari melakukan pergantian pemain selama 90 menit laga kendati ia punya jatah lima substitution.
Tak heran apabila penampilan para pemain Man United dalam laga ke-61 mereka musim ini sedikit menurun memasuki menit-menit akhir laga.
Hal ini keterbalikan dari pelatih Unai Emery yang memakai semua jatah pergantian selama waktu normal.
Skenario ini mirip dengan semifinal Liga Europa musim lalu saat Manchester United menghadapi Sevilla.
Ketika itu, Solskjaer sungkan melakukan pergantian pemain hingga menit ke-87 pertandingan sebelum ia langsung ganti empat pemain dalam waktu tiga menit terakhir.
Solskjaer baru melakukan pergantian pada menit ke-100 dengan Mason Greenwood keluar dan digantikan oleh Fred.
Ia menutup 120 menit dengan memasukkan dua pemain yang bakal maju sebagai eksekutor di adu penalti yakni Alex Telles dan Juan Mata.
4. Unai Emery Raja Liga Europa
Kemenangan ini menjadi yang keempat bagi pelatih Villarreal Unai Emery di final Liga Europa. Tak ada pelatih lain yang bisa menyamai catatan bos asal Spanyol itu.
Melalui kemenangan ini, Emery melewati catatan pelatih legendaris asal Italia Giovanni Trapattoni.
Sebelum ini, semua kemenangan Emery di Liga Europa datang bersama Villarreal (2014, 2015, dan 2016).
Namun, trofi kali ini pasti terasa amatlah manis karena menjadi kali pertama kubu Yellow Submarines mengangkat trofi antarklub Eropa.
5. Kelemahan David de Gea
Keraguan datang bagi Man United jelang babak adu penalti. Bagaimana tidak, David De Gea terakhir menyelamatkan penalti bagi Man United lima tahun lalu (vs Everton di Piala FA) tepatnya pada 23 April 2016.
Setelah itu, kiper asal Spanyol tersebut kebobolan 25 penalti beruntun.
De Gea memulai adu penalti dengan salah menebak arah penendang pertama Villarreal, Gerard Moreno. Ia lalu kembali keliru menebak arah penendang kedua Dani Raba yang memasukkan bola sedikit ke tengah.
De Gea akhirnya bisa menebak benar untuk arah tendangan ketiga dan tangannya berhasil mengenai bola tetapi tendangan Paco Alcacer masih merangsek masuk.
Sang kiper lalu menebak benar arah tembakan Alberto Moreno tetapi bola melesat masuk. Ia kembali menebak benar arah penendang kelima Villarreal yang diambil Dani Parejo tetapi bola juga melesat masuk.
Masuk ke babak sudden death, De Gea kembali salah menebak arah bola. Moi Gomez menendang ke tengah sementara sang kiper lompat ke kiri.
Raul Albiol lalu membuat De Gea lompat ke arah berlawanan dengan penaltinya.
Francis Coquelin berganti maju dan melepas tembakan ke pojok atas kiri gawang De Gea sementara sang kiper lompat ke arah berlawanan.
Penendang kesembilan, Mario Gaspar, membuat De Gea lompat ke kanan tetapi bola melesat terlalu cepat sedikit ke tengah.
Pau Torres berganti maju dan melesatkan penalti ke puncak gawang De Gea walau sang kiper menebak dengan benar.
Kiper Geronimo Rulli maju dan De Gea tak bisa menahan tembakannya yang melesat ke puncak gawang.
Terakhir, De Gea menjadi antagonis setelah tendangannya ke arah kanan berhasil diblok kiper Rulli.
https://bola.kompas.com/read/2021/05/27/05344158/5-hal-menarik-dari-final-liga-europa-villarreal-vs-man-united