SOLO, KOMPAS.com - Bhayangkara Solo FC ikut menolak wacana penghapusan degradasi yang akan diterapkan pada Liga 1 2021. Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara Solo FC, Kombes Pol Sumardji, mengatakan sistem degradasi harus tetap ada untuk menjaga kualitas kompetisi.
“Harus tetap ada degradasi. Jika tidak ada degradasi persaingan tidak maksmial,” ujar Sumardji.
Sumardji sendiri sebenarnya sudah melihat usulan dari berbagai sudut pandang.
Dia melihat ada sisi positif yang didapatkan klub dan kompetisi saat degradasi ditiadakan khususnya dari ranah pengembangan usia muda di masing-masing peserta.
Namun, aspek tersebut mengorbankan hal yang tidak kalah penting yaitu terselenggaranya persaingan kompetitif dan berkualitas.
Oleh karena itu, dia menilai kompetisi dengan sistem degradasi tetap pilihan yang terbaik setelah pertimbangan lebih panjang terkait situasi dan kondisi terkini.
“Ada sisi positif dan negatifnya kalau tidak ada degradasi,” ujar pria yang saat ini menjabat sebagai Kapolresta Sidoarjo tersebut.
“Positifnya, klub tidak ada beban. Para pemain muda juga mungkin mendapat jam bermain yang lebih.”
“Negatifnya, kompetisi jadi kurang kualitas,” imbuhnya.
Sikap dari Bhayangkara Solo FC menambah daftar klub yang menolak usulan penghapusan degradasi Liga 1 2021.
Sebelumnya, Borneo FC, Persib Bandung, Madura United hingga pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco ikut menyuarakan hal yang sama.
Akan tetapi, kabar terakhir menyebutkan ada sekitar 13 klub Liga 1 dan 16 klub Liga 2 yang mengajukan surat ke Exco PSSI meminta penghapusan sistem degradasi untuk musim kompetisi 2021.
https://bola.kompas.com/read/2021/05/09/10461818/bhayangkara-solo-fc-tambah-daftar-tim-tolak-usulan-penghapusan-degradasi