MAKASSAR, KOMPAS.com - Pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Batola, ibarat navigator ulung yang mampu menstabilkan laju kapal di tengah terpaan ombak persaingan ketat Piala Menpora 2021.
Skuad asuhan Syamsuddin Batola, PSM Makassar, menjadi pusat perhatian pada Piala Menpora 2021 ini.
Rentetan masalah finansial sampai eksodus pemain bintang membuat sempat membuat klub berjulukan Juku Eja itu sempat dipandang sebagai tim penggembira saja.
Namun, secara mengejutkan PSM Makassar berhasil menjadi runner-up Grup B, sebuah grup yang dilabeli dengan sebutan neraka karena didiami oleh sejumlah tim dengan materi bintang.
Juku Eja berhasil mengungguli Borneo FC dan Bhayangkara Solo FC yang difavoritkan juara.
Bahkan, pasukan Syamsuddin Batola sempat mengalahkan juara Grup B, Persija Jakarta di pertandingan pertama.
Pencapaian tersebut menjadi salah satu pemulus langkah PSM menuju babak 8 besar Piala Menpora 2021.
Kiprah apik PSM di Piala Menpora sedikit banyak tak bisa dilepaskan dari tangan dingin Syamsuddin Batola, eks asisten pelatih tim yang posisinya kini naik sebagai juru racik strategi utama.
Berkat kepiawaiannya meracik taktik, gaya khas permainan PSM Makassar yang cepat, keras, dan percaya diri, kembali hidup, meskipun tim tak banyak dihuni bintang dan "cuma" mengandalkan sejumlah pemain muda.
Menariknya, pelatih kelahiran Kabupaten Maros, 4 Juli 1967 itu merupakan pelatih lokal pertama PSM dalam rentang lima musim terakhir.
Sebelumnya pelatih lokal memang seperti kurang mendapatkan tempat di PSM Makassar.
Sejak musim 2016, PSM Makassar lebih memilih menggunakan tenaga pelatih asing dari berbagai negara.
Mulai dari Luciano Leandro (Brasil), Robert Rene Alberts (Belanda), Darije Kalezic (Bosnia-Herzegovina), sampai Bojan Hodak (Kroasia).
Sampai kemudian Syamsuddin Batola tampil sebagai pelatih kepala tim di ajang Piala Menpora 2021.
Di balik cerita manis Syamsuddin Batola bersama PSM di Piala Menpora, ada liku perjalanan yang cukup panjang.
Bagi PSM Makassar Syamsuddin bukanlah orang baru. Selama aktif menjadi pemain dia berhasil mengantarkan PSM Makassar juara musim 1999-2000 serta dua kali runner-up pada 1995-1996 dan 2000-2001.
Dia juga sempat menemani Juku Eja menembus 8 besar Liga Champions Asia 2001.
Setelah pensiun, Syamsuddin langsung mendalami ilmu kepelatihan bersama tim kampung halamannya, Persim Maros, mulai tahun 2005.
Dari situ pelatih 54 tahun tersebut mendedikasikan dirinya untuk pembinaan usia muda dengan melanglang buana ke sekolah-sekolah sepak bola dan tim-tim lokal.
Dia akhirnya kembali ke PSM Makassar pada tahun 2017 sebagai asisten pelatih mendampingi Robert Rene Alberts.
Bersama pelatih asal Belanda tersebut Syamsuddin Batola berhasil merasakan juara Piala Indonesia 2018-2019.
Dia juga mendapatkan banyak wawasan untuk menyusun taktik jitu deretan pelatih asing yang membawa PSM Makassar rutin bertengger di posisi tiga besar sejak Liga 1 musim 2017
Selepas Robert Rene Alberts hijrah ke Persib Bandung pada musim 2019, Syamsuddin Batola tetap setia bersama PSM Makassar.
Posisinya tidak berubah sebagai navigator alias pendamping nakhoda-nakhoda utama tim, mulai Darije Kalezic (2019) dan Bojan Hodak (2020).
Namun, Syamsuddin Batola tampak tidak puas hanya menjadi sekadar pendamping. Di sela-sela tugasnya sebagai asisten, Syamsuddin Batola meluangkan waktu untuk memantaskan diri naik level.
Jalur yang ditempuh pun jelas, saat ini dia sudah mendapatkan lisensi kepelatihan A AFC. Kesempatan menjadi pelatih kepala pun akhirnya datang pada awal musim 2021.
PSM Makassar yang terempas karena krisis finansial dan ditinggal satu per satu pemainnya, berangkat menjalani Piala Menpora 2021 dengan kondisi serta kesiapan seadanya.
Manajemen PSM sendiri sebenarnya tidak membebankan target tinggi pada turnamen pramusim ini.
Berbekal materi pemain lokal alias putra daerah, tidak menjadi bulan-bulanan di babak penyisihan Grup B saja dirasa sudah cukup bagus buat PSM.
Namun, Syamsuddin Batola sepertinya punya standar sendiri. Dia mendorong anak asuhnya untuk menembus ambang batas maksimal dan membuat kejutan di Piala Menpora 2021 dengan lolos ke fase perempat final.
https://bola.kompas.com/read/2021/04/06/16000058/piala-menpora-2021-sosok-navigator-ulung-di-balik-kiprah-apik-psm