Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keprihatinan Pelatih Persib soal Situasi Sepak Bola Indonesia

Pandemi virus corona membuat kompetisi tidak bisa dijalankan sebagaimana mestinya.

Akibatnya, finansial klub mengalami turbulensi.

Tidak adanya kompetisi membuat klub kehilangan banyak pemasukan, bukan hanya dari hasil penjualan tiket pertandingan, melainkan juga dana operasional dari sponsor hingga subsidi dari operator kompetisi.

Tentunya kondisi tersebut menimbulkan efek domino bagi pemain, pelatih, dan staf klub.

Mereka yang menggantungkan hidupnya melalui sepak bola harus bertahan hidup dengan penghasilan yang pas-pasan.

Pasalnya, selama masa penundaan kompetisi, klub terpaksa melakukan pemotongan gaji pemain, pelatih, hingga staf tim. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari krisis keuangan.

PSSI juga telah membuat kebijakan dengan memperbolehkan klub melakukan pemotongan gaji bagi pemain, pelatih, dan staf tim hingga 75 persen dari kesepakatan awal.

Kebijakan tersebut setidaknya akan berlangsung hingga Januari 2021. Sebab, PSSI berencana untuk menggulirkan kembali kompetisi pada Februari 2021.

Bila kompetisi dipastikan bergulir sesuai rencana, klub diharuskan melakukan penyesuaian gaji lagi.

Setidaknya, sejak sebulan sebelum kompetisi bergulir, klub wajib membayar gaji pemain, pelatih, dan staf tim sebesar 50 persen dari total kesepakatan awal.

Kebijakan tersebut berlaku bagi kontestan Liga 1 2020. Adapun tim Liga 2 wajib membayar 60 persen dari total total gaji di kesepakatan awal.

Kebijakan tersebut tertuang melalui Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/69/XI/2020, yang ditelurkan PSSI beberapa waktu lalu.

SK tersebut juga sudah dikirimkan kepada semua kontestan kompetisi.

Pelatih Persib, Robert Rene Alberts, turut angkat bicara mengenai kondisi yang terjadi di sepak bola Indonesia saat ini.

Alberts mengatakan, wabah virus corona memang membuat sepak bola Indonesia masuk dalam situasi yang pelik.

Dampak yang ditimbulkan dari pandemi virus corona dirasakan oleh semua pihak. Tidak hanya klub, tetapi juga para pemain dan semua orang yang terlibat dan menggantungkan hidupnya di sepak bola.

Tidak adanya kompetisi membuat pemain, pelatih, dan staf tim tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya.

Tentunya hal tersebut juga berpengaruh pada penghasilan mereka.

"Kami berbicara mengenai kehidupan banyak orang yang terlibat di sepak bola. Kami tidak mendapat pemasukan yang normal, banyak orang terdampak karena itu," kata Alberts, belum lama ini.

Akibat dari penundaan kompetisi yang terlalu lama, banyak para pelaku di sepak bola Indonesia beralih profesi untuk bisa bertahan hidup.

Ada yang memilih menjadi pebisnis, pedagang, bahkan ada pula yang beralih profesi menjadi satpam.

Alberts mengaku miris dengan kondisi tersebut.

Pelatih berkebangsaan Belanda itu mengatakan, situasi yang tidak jauh berbeda juga terjadi di tim Persib. 

Kebetulan, Alberts sengaja meliburkan kegiatan sepak bola tim Persib karena jadwal kompetisi yang belum jelas.

Selama masa libur, para pemain memang tetap diwajibkan menjalani latihan mandiri untuk menjaga kebugarannya.

Di sela-sela waktu luang, para pemain Persib juga sibuk berbisnis untuk membuat dapur rumah mereka tetap berasap.

"Kami hidup dengan gaji 25 persen dan tidak banyak orang yang bisa bertahan. Kalian bisa lihat ada cerita pemain menjadi penjaga bank, membuka usaha atau ada juga yang sudah menjual barang-barangnya," ucap Alberts.

"Jadi, terlihat kami seolah menjadi korban meskipun tidak bersalah. Tidak banyak yang bisa dilakukan karena covid," ujar dia.

Alberts menyadari, ini adalah kondisi yang tidak bisa dilawan. Mantan pelatih PSM Makassar itu juga mengapresiasi upaya PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk bisa menggulirkan kembali kompetisi.

Oleh karena itu, Alberts berharap agar jadwal lanjutan kompetisi bisa segera dipastikan.

PSSI dan PT LIB berencana menggulirkan kembali kompetisi pada Februari 2021, setelah gagal menggelar lanjutan liga pada 1 Oktober 2020 lantaran tidak keluarnya izin dari kepolisian.

Alberts berharap, kompetisi bisa digelar kembali sesuai rencana. Artinya, tidak ada lagi penundaan jadwal kompetisi.

"Jadi, kami menunggu kapan kompetisi bisa benar-benar bisa kembali berjalan agar kami bisa berlatih dan mulai bermain sepak bola lagi," tutur Alberts.

https://bola.kompas.com/read/2020/11/24/17200018/keprihatinan-pelatih-persib-soal-situasi-sepak-bola-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke