LONDON, KOMPAS.com - Liga Sepak Bola Inggris (EFL) menunggu beleid baru dari pemerintah Inggris tentang undang-undang taruhan.
Adalah Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden yang mengatakan ihwal pembaruan undang-undang tahun 2005 itu berkenaan dengan pandemi corona.
"Pemerintah akan mengeluarkan beleid baru tentang undang-undang itu pada November 2020," kata Dowden.
Liga Inggris sejak penundaan pada Maret 2020 lantaran pandemi Covid-19 menghadapi tantangan merosotnya pemasukan pada seluruh kasta liga.
Kehilangan paling besar, sekitar 30 persen berasal dari tiket penonton.
Sementara, hingga kini, Liga Inggris menggelar laga-laga tanpa kehadiran penonton langsung di stadion sebagai upaya pencegahan meluasnya pandemi corona.
EFL dalam pernyataan termutakhir mengingatkan pentingnya kerja sama industri sepak bola dengan industri taruhan.
"Di tengah pandemi corona seperti ini, kerja sama itu bahkan penting seperti yang sudah berjalan selama ini," kata pernyataan EFL.
EFL mengatakan bahwa selama ini, pihaknya dengan Sky Bet sudah melakukan edukasi mengenai taruhan yang bertanggung jawab.
Hingga kini, para pemain dari ketiga kasta di Liga Inggris sudah mengenakan lencana iklan perusahaan taruhan di lengan jersey mereka.
"Kami memberikan pesan pemahaman bagaimana industri taruhan dan 70 persen dari sponsor pada laga-laga penting mendedikasikan pesan mengenai taruhan yang aman," kata EFL.
Setiap musim, rata-rata perusahaan taruhan menyetor hingga 40 juta pounds atau setara dengan Rp 760 miliar untuk kepentingan liga dan klub.
Di tengah pandemi corona, klub-klub EFL harus menggelar laga tanpa penonton.
Hal itu berarti membuat pemasukan dari sektor tiket berkurang.
EFL mengingatkan, industri sepak bola mengalami tantangan finansial yang berat lantaran berkurangnya pemasukan tersebut.
https://bola.kompas.com/read/2020/10/26/20000088/liga-inggris-tunggu-beleid-baru-tentang-undang-undang-taruhan